Mohon tunggu...
Muhammad Armand
Muhammad Armand Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Sultan Hasanuddin

Penyuka Puisi-Kompasianer of The Year 2015

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kompasiana TV Tampil Perdana, Bravo!

20 Januari 2015   04:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:47 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SATU UCAP: Kompasiana TV tampil perdana, sudah lebih dari cukup. Satisfaction! Bravo!

Memandang wajah-wajah Kompasianer di Kompasiana TV (LIVE), sungguhlah sebuah bangga, untukku. Kubangga karena saya bagian dari mereka. Ya, saya Kompasianer dari Timur Indonesia yang bisa menyaksikan ekspresi mereka ber head set. Pun, latar 'studio' mereka terasa nyaman ditonton. Penggunaan bahasa, malah membuatku terpukau. Ya, terpukau dengan cara penyampaian secara verbal itu.

Dialog interaktif antara Nara Sumber Komjen (Purn) Oegroseno dengan Ben Baharuddin Nur, Hendi Setiawan, Nur Terbit dan Gunawan. Sesunggguhnyalah ini visualisasi dari balas-balasan komentar di Kompasiana, diangkat ke layar kaca.

[caption id="attachment_391878" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: edi kusumawati-Tsu"][/caption]

Cukup lihai para awak program ini karena hadirkan Pandji Pragiwaksono, komedian yang populer. Cindy Sistyarani menjadi lokomotif acara, membawakannya dengan serius-serius santai. Bedahan akan kisruh POLRI kita, disuarakan para Kompasianer itu, telah membuatku berdecak kagum. Kutak sedang memuji, ini apresiasiku. Uraian mereka, sekonyong-konyong kuberkata dalam hati: "Wah ini selevel dengan analis profesional". Mereka paham duduk perkaranya, hingga mereka memiliki 'power' dalam bertanya dan menguraikannya.

Secara teknikal, acara ini sukses. Tilikan tema, juga sedang trending. Dari sudut pemanfaatan teknologi, kubilang memadai. Vokal Kompasianer, pun jelas di gendang telingaku yang mulai tua ini. Pemilihan Kompasianer yang tampil perdana ini, pun representatif. Dialog Kompasianer dengan nara sumber, asyik-asyik aja. Bebas menyuarakan suara dan tanpa tekanan. Natural, kataku.

Hanya waktu jualah menjadi irisan hingga himpunan-himpunan ulasan dari Kompasianer tak begitu kompleks, kutahu mereka masih punya bahan yang sangat aktual, referentor terbaru dan analisa yang universal. Nampaknya, kawan-kawanku ini amatlah layak tampil dan masuk tipih.

Saran ringan

Mohon durasi tayang digenapkan 2 (dua) jam, demi tuntasnya sebuah dialog. Alternatif lain, cukup dua Kompasianer yang ditampilkan dan tetap berdurasi 1 (satu) jam. Saran lain, Kompasianer di luar studio televisi, diajak memberi tanggapan via telpon. Namanya juga tampil perdana, yah lazimlah jika ditemukan 'kelemahan'. Namun, kelemahan yang saya amati sama sekali tidak fatal, hanya defisit waktu saja.

Saya meyakini, semua bisa dipoles, dikoreksi dan disempurnakan. Akh, begitu memang manusia, tiap-tiap ada acara selalu saja ada celahnya. Ibarat menghelat sebuah pesta, tuan rumah ke pasar, selalu saja ada yang terlupa, entah lombok, tomat atau merica. Asal jangan lupa Kompasiana TV...hahaha

Salam Kompasiana TV. Insya Allah lebih keren lagi, lebih menggigit, lebih humanis dan tak meninggalkan 'budaya' Kompasiana; Sharing and Connecting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun