[caption id="attachment_393753" align="aligncenter" width="300" caption="www.dailymail.co.uk"][/caption]
KOLOM: Aksi Heroik Raja Salman
Oleh: Muhammad Armand
RAJA Salman Bin Abdul Azis, kelewat 'berani' tinggalkan Barack Hussein Obama. Adalah Selasa, 27 Januari 2015, Obama bertandang ke Saudi Arabia, disambut raja baru Salman -pengganti mendiang Raja Abdullah- yang telah wafat. Semoga Allah rahmati 'maqom' almarhum. Sosok seorang raja yang pemakamannya tergolong sederhana karena tiada batu nisan istimewa, pun tiada dentuman salvo, tanpa National Anthem, pun tiada masa berkabung nasional. Akan terasa beda dengan pemimpin dunia lainnya, saat mereka wafat dan dimakamkan.
***
Bandara King Khalid International Airport, Riyadh jadi saksi. Kala adzan Ashar berkumandang, Raja Salman pamit baik-baik kepada 'raja' Amerika Serikat, Obama. Dunia sosial media, pun geger. Tak terbilang lagi kalimah Subhanallah atas 'ulah' Raja Salman ini. Walau aksi ini betapa wajarnya bagi seorang Muslim, bukankah sholat telah ditentukan waktunya tiap-tiap Muslim?
Berikutnya, saya berani menyebutnya bahwa perilaku Raja Salman ini termasuk heroik. Heroik karena betapa sulitnya umat Islam saat ini untuk sholat tepat waktu, termasuk saya. Bahkan mengajak sesama Muslim untuk sholat berjamaah di masjid adalah tindakan yang kurang familiar. Tindakan Raja Salman adalah contoh konkrit yang tak lazim, apatah lagi di hadapan pemimpin sekaliber Barrack Obama. Obama pemimpin kelas dunia, kelas VVIP, istimewa dan disegani. Itu bukan rahasia besar lagi!
Obama pun memberi model yang moderat, bisa saja Obama membujuk Salman bahwa sebetulnya masa sholat Ashar masih panjang (sebelum magrib) dan itu dibenarkan dalam ajaran Islam dengan syarat punya alasan darurat untuk tak sholat tepat waktu. Obama tak melakukan itu, pertanda Obama itu moderat untuk peristiwa langka itu.
Apakah Salman akan melakukan hal itu lagi saat kunjungan balasan ke Negara Amerika Serikat? Ataukah ke negara lainnya yang tak dikumandangkan adzan? Firasatku, Salman punya cara untuk memiliki alarm, ataukah ada staf khusus yang mengingatkan Salman saat sholat tiba waktunya. Intuisi lainku bekerja bahwa Salman memiliki alarm super sensorik yakni alarm qalbu, bahwa Salman akan gelisah bila waktu sholat menjelang tiba.
Tak seperti saya, nyata-nyata adzan telah diperdengarkan, hatiku tiada gelisah-gelisahnya. Kumandang adzan itu terbiarkan olehku, hingga waktu kian berlalu, dan sholat ashar kutunaikan kian lambatnya. Maka jadilah sholat asharku di saat hari mulai gelap dan sholat subuhku di saat hari mulai terang.
Akh, saya dibuat malu hati oleh Raja Salman. Raja yang berkecukupan itu sanggup sholat tepat waktu, sudah kaya raya begitu masih menomorsatukan Allah, sudah tenar dan sesibuk begitu masih disiplin merawat sholatnya. Jalas-jelas ini inspirator, tamsil tepat bagi Muslim lainnya di dunia, pun tindakan terpuji yang dapat dicontohi oleh pemimpin dunia lainnya yang beragama Islam. Demi pemenuhan nutrisi ruhaniah, kedamaian hati, kepasrahan menyeluruh kepada Ilahiah dan demi perdamaian dunia-akhirat.