Mohon tunggu...
Arsyad Maulana
Arsyad Maulana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan mahasiswa Ph.D di UST, Korea Selatan

Menyukai banyak hal, termasuk matematika, sains, komputer, filsafat, agama, dsb. Belajar sepanjang hayat demi bisa membaca seluruh realita yang diciptakan-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[:\samudra]

13 April 2024   08:00 Diperbarui: 13 April 2024   08:09 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umururumba telah hidup di permukaan lautan sejak awal waktu, dan belajar dari samudra mengenai siklus kehidupan yang tak abadi. Seluruh materi akan kembali menjadi satu dan terkubur di samudra dalam bentuk larutan. Bebatuan perkasa yang lapuk terlarut oleh sungai dan menuju samudra. Bangkai penguasa daratan terurai dan terlarut oleh air tanah dan menuju samudra. Seluruh materi adalah mangsa bagi samudra.
.
Antara memakan atau dimakan, segala hal di dunia terikat hukum predasi. Umururumba melahap hukum tertinggi dan berdiri di puncak dunia, kemudian melahirkan para leviathan. Para leviathan rakus melahap seluruh sumber daya di dunia hingga tak bersisa. Segalanya adalah makanan dan segala pertanyaan dapat dijawab dengan makanan.
.
"Era kegelapan telah dimulai." kata anak bodoh yang tak memiliki makanan sebelum mati dilahap leviathan.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun