Proses pemetaan jalan dalam jalur kehidupannya selalu berakhir pada kehampaan. Sebagai seseorang yang telah tercerahkan oleh kehampaan, Nazir hanya berdiri sebagai pengamat semesta, mengamati bagaimana kelahiran dan kematian semesta tak lebih dari kemunculan dan anihilasi partikel simetris dalam ruang hampa. Ia berduka cita pada mereka yang berjuang dalam kehidupan dan memuji bayi tak bersalah yang dieksekusi karena kelahirannya.
.
Eksistensi takkan meninggalkan jejak. Kelahiran semesta hanyalah kedipan; sebuah titik berdimensi nol dalam simetri kehampaan. Ia merasa kasihan pada hukum dunia yang mengatur konservasi massa dan energi yang berhutang pada kehampaan demi eksistensi yang tak berarti. Nazir hendak meringankan beban dunia dengan melompat dari gedung tertinggi dan mengembalikan jiwanya pada kehampaan. Sesaat sebelum anihilasi ia berpikir, "Apakah kehampaan sesungguhnya adalah ketakterbatasan yang tak teramati?"
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H