Mohon tunggu...
Angger Dhestya
Angger Dhestya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Manusia ciptaan Tuhan yang suka menulis sambil minum kopi dan pemilik blog www.anotatif.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tak Kreatif Jadi Konten Kreator, Menjual Iba Menjadi Jalan Ninja

18 Januari 2023   12:51 Diperbarui: 18 Januari 2023   13:05 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi live streaming (dok. Pribadi)

Awalnya ketika berita ini muncul ke permukaan, aku kurang memperhatikan. Sebab, aku tak punya aplikasinya dan kukira yang melakoni anak muda. Seperti yang mencari gift lewat aksi buka baju itu. Namun, ternyata ada juga orang tua yang usianya senja melakukan aksi mengemis online ini.

Tentu saja reaksiku melongo ketika melihat aksi tersebut diunggah beberapa portal berita. Sialnya aksi mereka ramai sekali yang menonton. Entah apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang menonton dan mau memberikan gift ini. Apakah mereka punya fetish?

Namun, yang menyita pikiranku adalah alasan orang-orang ini membuat konten semacam itu. Terutama alasan mengapa orang tuanya mau diajak untuk membuat konten menyiksa diri?

Bingungkan? Aku pun baru menemukan beberapa kesimpulan dari pertanyaan itu setelah semalaman begadang.

Ingin mendapatkan uang yang mudah lewat online

Ilustrasi uang banyak (pexels.com)
Ilustrasi uang banyak (pexels.com)

Mencari uang lewat online itu ternyata juga tak mudah. Sebab, sejatinya tak ada hal di dunia ini yang instan. Ya, kecuali jika kamu punya kenalan influencer yang sudah fenomenal seantero Indonesia dan pernah menjadi guest star di salah satu videonya. Mungkin akan segera mendapatkan atensi dari netizen.

Sayangnya mayoritas penonton yang suka menonton video influencer berpikir jika mencari uang lewat internet itu gampang. Tinggal klik sana klik sini, lalu upload dan tada dapat uang. Oho, nyatanya tidak semudah itu, Ferguso!

Namun, alih-alih berjuang dan berproses untuk menjadi influencer besar seperti yang diidam-idamkan. Mereka malah menggunakan cara yang bahkan menurut gurita pengeluh di Bikini Bottom pun kurang elegan. Mempertontonkan kegilaan diri demi menghasilkan pundi-pundi uang dari internet dengan mudah.

Eh, kalau seperti itu sih bukan dengan mudah, ya. Namun, dengan cara menyiksa dan merendahkan diri. Apakah mereka tidak malu dengan tindakannya? Entahlah.

Tak bisa membuat konten yang kreatif

Ilustrasi live streaming (pexels.com)
Ilustrasi live streaming (pexels.com)

Menjadi konten kreator itu tentu tak mudah. Ada banyak hal yang harus dilakukan agar bisa membuat konten yang bagus dan menghasilkan banyak views. Prosesnya bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan viewer dan penghasilan.

Sayangnya mereka ini sepertinya tak bisa membuat konten yang kreatif nan edukatif. Alhasil memilih jalan ninja berupa jualan iba ke para netizen Indonesia. Supaya netizen yang ramah-tamah ini memberikan gift untuk membuat dapur ngebul.

Eh, tak disangka dan tak dikira, ternyata ada yang nonton. Cukup banyak lagi. Jadi, keterusan deh. "Buat konten begini saja sudah menguntungkan, kok. Kenapa harus ribet buat konten yang menarik?" Mungkin seperti itu pemikiran mereka yang tak bisa membuat konten kreatif.

Ikutan yang sedang trend

Ilustrasi catatan konten yang trending (pexels.com)
Ilustrasi catatan konten yang trending (pexels.com)

Pemikiran ketiga cuma ikut-ikutan saja hal yang sedang trending. Ya, seperti yang kita ketahui bersama, kalau ada banyak masyarakat yang suka latah. Bukan latah bicara ayam atau macan kalau kaget. Namun, mereka latah mengikuti apa saja yang sedang viral. Bahkan para influencer yang awalnya membuat konten biasa pun terpincut.

Lalu berlombalah mereka membuat konten live streaming yang seru ini. Apalagi telah terbukti menghasilkan uang yang banyak. Meskipun harus rela mandi lumpur, mandi di tengah malam, atau salto di usia yang sudah tak lagi muda. Mereka tak peduli yang penting uang-uang-uang. Macam pemilik Krusty Krab saja pemikirannya.

Sampai aku kembali bertanya, apakah uang yang dihasilkan setara dengan sakit yang diderita? Bagaimana kalau uang itu habis hanya untuk berobat ke rumah sakit?

Mengingat mayoritas yang melakukan live streaming ekstrim ini orang tua dengan usia yang tak lagi muda. Di mana daya tahan tubuhnya tentu menurun seiring berjalannya usia. Bukankah ini akan menjadi penghasilan yang sia-sia?

Namun, karena demi uang yang sulit dicari, pemikiran itu mungkin saja tidak sampai terlintas di kepala mereka. Paling penting sekarang dapat uang. Nanti kalau sakit bisa berobat pakai BPJS. Ya, mungkin juga seperti itu pemikiran mereka.

Kesimpulan

Semua hal di dunia ini memang membutuhkan uang. Namun, jangan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Masih ada banyak cara untuk mendapatkan uang halal tanpa menjual iba dan menyiksa diri di live streaming.

Aku sendiri sanksi kalau anak-anaknya yang menyarankan live streaming ini. Jadi, untuk anak muda yang katanya penerus bangsa. Bukankah cita-citanya ingin mengangkat derajat keluarga, kok malah mengajak orang tua sengsara.

Bantinglah tulangmu sendiri wahai anak muda yang suka menjual iba. Buatlah jalan ninja yang membanggakan orang tua. Semoga fenomena mengemis online ini berhenti segera!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun