Mohon tunggu...
Arsurrahman
Arsurrahman Mohon Tunggu... Guru - Guru Geografi_SMAN 1 Batukliang

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice_Mengajar dengan Model PBL dan PjBL

27 September 2022   06:36 Diperbarui: 27 September 2022   06:53 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LK 3.1 Menyusun Best Practices


Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMAN 1 Batukliang

Lingkup Pendidikan

Pemerintah Provinsi NTB

Tujuan yang ingin dicapai

  • Meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Flora dan Fauna pada kelas XI SMA.
  • Pemanfaatan media teknologi/android sebagai sarana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada materi Dasar Pemetaan dan Penginderaan Jauh pada kelas X SMA.

Penulis

Arsurrahman, S.Pd.

Tanggal

23 September 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  • Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama mengajar di sekolah tersebut, saya melihat minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi masih bisa dikatakan pada kategori rendah. 

  • Hal tersebut bisa dilihat dari tingkat keaktifan pada saat proses KBM dan tingkat penguasaan materi yang masih rendah. 

  • Atas dasar masalah tersebut, saya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam hal ini model pembelajaran PBL dengan tujuan bisa menarik minat peserta didik dalam proses KBM dan menigkatkan tingkat penguasaan materi yang lebih maksimal.

  • Situasi kedua yang saya perhatikan di sekolah tersebut adalah bentuk pemanfaatan media teknologi. 

  • Menurut saya pribadi, dunia teknologi/digital memang tidak bisa terlepas dari peradaban manusia zaman sekarang.

  • Namun dalam hal pemanfaatan, terkadang sebagian orang lebih banyak memanfaatkan media  tersebut lebih ke hal-hal yang kurang banyak memberikan manfaat dari pada hal yang positif. 

  • Hal ini pula banyak terjadi dilingkungan peserta didik tempat saya mengajar. 

  • Imbas dari zaman covid-19 yang memberikan keluasaan bagi siswa untuk bisa membawa android ke sekolah nyatanya masih diterapkan sampai sekarang meskipun era covid-19 sudah lewat.

  •  Faktanya, menurut  pengamatan saya selama ini, sebagian besar peserta didik membawa alat teknologi/android yang mereka miliki hanya untuk bermain game dan bermedia sosial. 

  • Atas dasar permasalahan tersebutlah saya mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantukan media teknologi/android sebagai salah satu sarana dalam pembelajaran

  • Tujuannya sebagai bentuk pengenalan bagaimana bentuk pemanfaatan alat tersebut dalam membantu proses pembelajaran bagi peserta didik dan mengurangi bentuk penyalah gunaan ke arah yang kurang bermanfaat.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Tantangan yang saya hadapi dalam proses praktik ini antara lain :

Pada PPL Rencana Aksi 1

  • Tingkat kehadiran peserta didik banyak yang tidak hadir karena pada saat PPL dilaksanakan, banyak peserta didik sedang mengikuti ANBK.
  • Proses KBM pada saat pelaksanaan PPL terlambat dikarenakan faktor :

  • Pada pertemuan ke-1, sebagian peserta didik telat kembali ke kelas saat selesai jam istirahat sehingga proses KBM sedikit terlambat.

  • Pada pertemuan ke-2, karena faktor cuaca (Hujan) dari pagi menyebabkan banyak peserta didik tidak hadir kesekolah dan jam KBM juga terlambat.

  • Pada saat sesi diskusi kelompok, tidak semua  siswa aktif dalam mengikuti diskusi tersebut, sehingga menimbulkan kesan kelompok tersebut menjadi kelompok yang pasif. Hal tersebut dikarenakan siswa yang punya potensi untuk mengaktifkan diskusi kelompok, tidak hadir dikelas karena mengikuti ANBK.

Pada Rencana Aksi 2

  • Pada pertemuan ke-3, saya terkendala saat menyiapkan media pembelajaran seperti penyiapan projektor dsb, dikarenakan saya yang baru selesai mengajar dikelas lain, sehingga proses pembelajaran sedikit terburu-buru dan sedikit terlambat.
  • Pada rencana aksi ke-4, kendala yang saya temukan adalah siswa sedikit kesulitan dalam mempresentasekan hasil kerja projek penginderaan jauh, karena media Citra Google Map yang akan di interpretasikan tidak dimasukkan ke Laptop.
  • Siswa masih sedikit bingung dengan model pembelajaran yang diterapkan karena siswa jarang melakukan kegiatan pembelajaran berbasis projek.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah yang coba saya lakukan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :

Pada Rencana Aksi 1

  • Proses KBM saat PPL tetap dilakukan meskipun tingkat kehadiran peserta didik tidak maksimal.
  • Untuk menanggulangi keterlambatan dalam proses KBM, saya mencoba untuk berkomunikasi dengan dengan guru yang akan mengajar setelah saya, agar bersedia memberikan sedikit waktunya untuk saya supaya KBM yang saya laksanakan bisa diselesaikan.
  • Untuk menanggulangi munculnya kelompok yang pasif, saya lebih memotivasi mereka agar mereka ikut terlibat aktif dalam diskusi kelompok karena pada dasarnya mereka memiliki potensi yang sama dengan yang lain.

Pada Rencana Aksi 2

  • Langkah yang saya ambil untuk meminimalisir molornya waktu penyiapan media pembelajaran, pada saat jam istirahat siswa saya minta untuk tidak berlama-lama dikantin supaya ada sedikit dari jam istirahat yang saya manfaatkan untuk melanjutkan proses pembelajaran.
  • Langkah yang saya ambil dari kendala ini adalah, peserta didik saya minta untuk langsung mempresentasekan hasil kerja projeknya dengan menggunakan laporan hasil interpretasinya dibantu hasil print out citra google map.
  • Solusi dari kendala yang ketiga ini adalah, saya tentunya labih banyak memberikan pemahaman kepada para peserta didik terkait model pembelajran berbasiskan projek yang saya terapkan dan apa saja manfaat yang akan didapatkan setelah peserta didik selesai melaksanakan pembelajaran.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Pelaksanaan KBM dengan menerapkan model pembelajaran PBL maupun PjBL yang saya terapkan sangat terlihat berbeda dari proses KBM sebelumnya. Model pembelajaran yang saya terapkan ini terlihat  memiliki dampak positif pada diri peserta didik yang dimana proses KBM menjadi lebih aktif.

Sebagai gambaran, Peserta didik dalam proses KBM ini tidak menerima materi secara langsung  dari guru sebagaimana yang sering saya lakukan sebelumnya, namun peserta didik lebih dituntut untuk aktif untuk mengeksplor sendiri materi yang harus mereka kuasai saat itu dengan kata lain dalam hal ini guru lebih berperan sebagai fasilitator.

Dengan penerapan model PBL dan PjBL ini juga bisa dilihat bahwa tingkat penguasan materi pada peserta didik lebih meningkat dari pada ketika masih menggunakan model pembelajaran klasik.

Adapun faktor yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dari proses PPL ini adalah selain dari persiapan yang sudah dilakukan jauh sebelum pelaksanaan, hal tersebut tidak lepas dari banyaknya masukan, kritik dan saran dari bapak/ibu dosen dan guru pamong serta rekan sejawat sesama mahasiswa PPG sebelum saya turun langsung dilapangan.  

Dari semua proses pembelajaran yang sudah saya terapkan, saya bisa ambil kesimpulan bahwa dengan penerapan model pembelajaran inovatif (PBL dan PjBL) sangat banyak memiliki dampak positif untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran seperti peningkatan minat belajar peserta didik serta bisa memberikan pemahaman terkait bentuk pemanfaatan teknologi/andriod ke arah yang lebih bermanfaat/positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun