Sebagai seorang Komisaris Utama, yang tugasnya mengawasi kinerja jajaran direksi di perusahaan pelat merah itu, wajar kalau BTP bekerja pro aktif, bahkan seringkali mendampingi Direktur Utama agar tidak terjadi hal-hal yang bakal merugikan perusahaan yang diawasinya itu.
Sebagai anggota dewan yang terhormat, tidak seharusnya Andre "nyinyir" seperti itu. Akan lebih baik dan bijaksana lagi jika dia lebih menyoroti masalah mafia migas misalnya, atawa juga yang menyangkut perkembangan badan usaha milik negara itu agar mampu meningkatkan laba perusahaan secara signifikan.
Bisa jadi karena memang sindiran Andre Rosiade itu berangkat dari rasa iri dan dengki terhadap BTP, mulut nyinyir Andre pun akhirnya ibarat bumerang. Terbuka secara terang-benderang, watak asli yang sesungguhnya dari politikus partai berlambang garuda itu.
Terlepas dari bantahan yang bersangkutan, jika pihaknya hanyalah melaksanakan tugas sebagai anggota DPR atas aduan masyarakat kota Padang, Sumatera Barat, akan tetapi publik tetap saja menganggap seorang Andre telah bersikap overlapping, atawa melakukan kegiatan di luar wewenangnya. Sehingga tidak heran banyak netizen yang menyindir andre Rosiade sebagai "Anggota DPR rasa Satpol PP".
Termasuk Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya, melalui akun Twitternya, menyebut Andre lebih keren dari Ahok, dan menyindirnya sebagai anggota DPR rasa Satpol PP juga.
Apa boleh buat. Kata netizen, Andre rosiade kena karmanya memang. Sebagaimana peribahasa lama, Mulutmu harimaumu, pantas diterima politikus Gerindra karena nyinyiran yang recehan terhadap BTP, tokh ia pun akhirnya disindir pula dengan ungkapan yang lebih telak lagi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H