Selain ada yang lebih memilih mematikan pesawat televisinya saat acara yang dipandu Karni Ilyas sedang ditayangkan, nama pemilik stasiun televisi swasta tempat Karni Ilyas pun diungkit kembali terkait kasus Lapindo yang menghebohkan itu.
Itulah masalahnya.
Maksud hati ingin meng-kick balik Erick Thohir demi naiknya rating, apa boleh buat justru malah senjata makan tuan yang harus dirasakan.
Hanya saja memang itu adalah suatu resiko sebuah perbuatan. Sebagaimana juga seorang Ari Askhara yang dengan pede-nya menyelundupkan motor gede Harley Davidson dan dua sepeda merk Brompton. Toh akhirnya ketahuan juga. Dan akibat yang harus diterimanya, apa lagi kalau bukan pemecatan.
Bahkan bisa jadi selain itu, pun akan kena sanksi hukum. Meskipun disebut Karni Ilyas, "Rahasia umum bahwa banyak pejabat negeri ini yang suka bawa barang-barang (mewah), dan lolos begitu saja. Ini nilainya juga tak sampai Rp 1,5 miliar, tapi jadi heboh. Harusnya kalau penyelundupan nilainya ratusan miliar, " kata Karni.
Betul begitu memang. Tapi mudah-mudahan mulai sekarang tidak ada lagi. Karena kalau ketahuan, pasti akan disikat habis. Dan tentunya akan berhadapan dengan hukum yang berlaku.
Ah, sudahlah. Membahas basa-basi Karni Ilyas percuma saja. Tak ada gunanya. Seperti juga kata seorang netizen, nonton acara yang dipandunya pun jangan-jangan hanya akan nambah dosa saja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H