Bisa jadi karena kesuksesannya itu juga, pihak Bank BRI memberi keercayaan kepada Gumilar untuk menjadi agen BRILink.
Saya sendiri saja kalau membutuhkan kuota untuk modem yang digunakan berselancar di internet, biasa membelinya dari Gumilar. Selain harganya bersaing, juga terkadang bisa ngutang dulu kalau kebetulan sedang tidak punya uang.
Sungguh. Mendengar sikap pemerintah desa, saya sungguh-sungguh merasa prihatin. Mereka hanya melihat warganya itu dari penampilan fisiknya semata. Sama sekali bukan dari prestasinya.
Bisa jadi kepala desa dan aparatnya belum mengetahui, bahwa para penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan warga yang dipandang normal. Apa lagi dengan kesuksesan Gumilar di bidang usahanya, mereka seolah tutup mata.
Apa karena selain meragukan kemampuan Gumilar, mereka (pemerintah desa) pun mempunyai penilaian lain. Karena Gumilar sama sekali akan sulit untuk diajak kongkalingkong misalnya.
Entahlah.
Hanya saja yang jelas, menurut pengelola BUMDes yang terpilih, Kepala Desa selaku komisaris BUMDes, selalu mengambil bagiannya tanpa sekalipun memperhatikan tertib administrasi. Paling tidak ada tanda bukti pada selembar kuitansi. Tidak pernah dilakukannya sama sekali. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H