Sebenarnya warga sudah menaruh curiga. Hanya setiap selang dua malam saja, selalu kelihatan berkeliling kampung Tanjungsirna. Hanya saja alasan yang dikemukakannya kepada warga yang kebetulan bertemu, terutama kepada ronda malam, dirinya sedang mengontrol keamanan wilayah yang menjadi kekuasaannya tersebut.
Alasannya memang kuat. Belakangan ini sering terjadi pencurian. Beberapa warga tercatat kehilangan ternaknya dari kandang. Selain itu ada juga warga yang melapor padinya yang pagi harinya akan dipanen, ternyata sudah dibabat habis oleh maling pada malam sebelumnya.
Hanya saja yang menjadi pertanyaan warga, mengapa harus Pak Kades  sendiri yang turun langsung. Bukankah sudah ada aparat desa yang menangani masalah keamanan, yakni polisi desa -- yang di wilayah itu lebih akrab dipanggil Kulisi Desa? Mengapa pula hanya kampung Tanjungsirna saja yang lebih sering dikontrolnya. Bukankah desa yang dipimpinnya itu membawahi enam kampung?
Bahkan yang dianggap paling rawan keamanannya, adalah dua kampung lain. Sementara hingga saat ini, belum sekalipun terdengar ada pencuri yang menyatroni kampung Tanjungsirna. Walhasil kampung itu masih aman-aman saja.
Terlebih lagi sudah menjadi rahasia umum, sebelumnya Pak Kades seakan kurang memberikan perhatian terhadap kampung Tanjungsirna. Warga kampung itu pun telah merasa dianak-tirikan memang. Terutama dalam bantuan anggaran pembangunan.
Hal tersebut bisa jadi karena Pak Kades masih mendendam saat pemilihan kepala desa. Pasalnya  sebagian besar warganya merupakan pendukung rival yang dipecundanginya.
Tapi kenapa belakangan ini Pak Kades begitu rajin mengontrol keamanan ke kampung yang satu itu?
Entahlah. Sejauh ini warga kampung Tanjungsirna belum mendapat jawaban yang konkret atas sikap pimpinan di desanya itu yang berubah drastis. Bahkan terkesan sangat berlebihan. Terutama terhadap soal keamanan.
Hanya saja diam-diam ada beberapa warga yang merasa penasaran. Mereka pun kasak-kusuk mencari tahu duduk perkara yang sesungguhnya.
***
Pada malam Jum'at, atawa Kamis malam, suasana di kampung Tanjungsirna begitu sepi-saupi. Gelap mendekap. Berhubung aliran listrik belum sudi mendekat. Ditambah mitos yang diyakini warga, malam Jum'at adalah saatnya makhluk gaib berupa kuntilanak, jin, dan memedi berkeliaran. Maka selepas shalat isya  sudah banyak warga lebih memilih untuk segera mengunci pintu. Lampu teplok dipadamkan. Kemudian beranjak ke dalam kamar untuk segera berharap mimpi yang indah.