Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana (Kembali) Kecolongan

31 Desember 2017   07:06 Diperbarui: 31 Desember 2017   08:54 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai menulis sebuah artikel,  tidak langsung ditayangkan di blog keroyokan Kompasiana, ini karena berbagai alasan dan pertimbangan. Misalnya saja ada kesalahan penulisan kata, kurang lengkap dalam penyusunan kalimat, atawa juga merasa tidak layak untuk ditayangkan.  Bagaimanapun kalau hal-hal seperti itu terjadi, sebagai penulis saya sendiri ahirnya selain harus berulangkali melakukan pengeditan, juga merasa tak enak hati.

Sehingga untuk menjaga hal yang tidak diharapkan, artikel yang telah selesai ditulis itu pun untuk sementara saya simpan sebagai draft saja. saya pikir nanti setelah beberapa lama, akan saya baca ulang, dan diperbaiki lagi kalau ada kekurangan dan kesalahan.

Untuk sekedar mengalihkan perhatian, kemudian saya menyalakan sambungan internet. Biasa untuk membaca berita-berita paling update dari berbagai situs berita yang bisa dipercaya. Bagaimanapun selain untuk menambah wawasan, paling tidak sebagai bahan tulisan yang tidak boleh tidak harus dilakukan.

Hanya saja ketika saya meng-klik kanal Terbaru di Kompasiana, betapa saya telah dibuat terkejut yang tak terhingga. Betapa tidak. Pada urutan paling anyar, saya menemukan postingan yang berjudul Aku dan Mertua dengan kategori Cerpen. Tetapi pada alinea pertama begitu jelas ada tulisan Cerita sex sebagai pengantarnya.

Pada mulanya saya mengira, Kompasianer yang memposting tulisannya itu sebagai sebuah upaya untuk menarik perhatian pembaca saja agar menjadi penasaran untuk membacanya, atawa paling tidak dengan mengklik judul postingan itu pun akan menambah rating tingkat keterbacaan sebanyak mungkin. Sebagaimana halnya yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Sebuah postingan seorang Kompasianer yang berjudul "Malam Pertama" begitu banyak orang yang membacanya. Kalau tidak salah hingga mencapai ratusan ribu pembaca jumlahnya. Padahal isinya ternyata hanyalah kisah ringan belaka.

Sehingga suka maupun tidak, tadi malam pun saya penasaran juga dibuatnya.

Wah, ternyata kali ini postingan itu merupakan sebuah cerita dewasa yang seronok, dan saya rasa tidak pantas mendapat tempat di blog keroyokan sekelas Kompasiana. Bagaimana pun pembaca Kompasiana bukan hanya orang yang sudah dewasa saja. anak-anak di bawah umur pun tak sedikit juga yang suka membukanya.

Kemudian saya pun berusaha mencari tahu untuk melaporkan penemuan itu kepada pihak yang berwenang. Dalam hal ini Admin Kompasiana sendiri tentunya. Namun setelah bolak-balik, dan mengobrak-abrik mencari tempat pengaduan masalah tersebut, sampai mata terasalelah dan berat, tetap saja tidak ditemukan.

Ahirnya saya putuskan untuk membuat pengaduan lewat tulisan saja. Tapi tidak sekarang, pikir saya semalam. Karena selain sudah larut malam, saya pun sudah tak tahan lagi oleh rasa penat yang menyerang.

Jadilah setelah bangun tidur pagi ini saya menulis artikel berbentuk pelaporan, atawa tepatnya pengaduan ini. Hanya saja saat sebelum ditayangkan, saya mencoba memeriksa kembali postingan seronok yang ditemukan tadi malam.

Kiranya Admin sudah terlebih dahulu mendeteksinya. Karena ketika saya buka, hanya ada tulisan: Artikel dihapus karena melanggar syarat dan ketentuan Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun