Selanjutnya Jokowi Jokowi meminta seluruh bawahannya tidak membuat kegaduhan, dan fokus mencapai target kinerjanya masing-masing. Jokowi menegaskan, semua kegiatan politik nasional jangan membuat kegaduhan dan kerancuan yang menyebabkan pilkada dan pilpres terganggu.
Meskipun tidak ditujukan kepada seseorang, tapi publik pun sudah menebak kemana arah yang dimaksud Presiden saat itu. Bahkan desakan masyarakat agar segera mengganti Panglima TNI, tampaknya mendapat respon Jokowi. Tak lama kemudian Gatot pun dicopot dari jabatannya.
Memang benar, sepak-terjang, atau manuver Gatot Nurmantyo selama menjadi Panglima TNI dianggap kerapkali membikin kegaduhan, bisa jadi karena dirinya pernah diterpa angin surga. Beberapa parpol pernah menggadang-gadang dirinya untuk maju dalam Pilpres 2019 mendatang.Â
Begitu juga beberapa lembaga survey pernah menjaring suara masyarakat yang menilai Gatot memiliki kepantasan untuk menjadi pemimpin negeri ini, terlepas elektabilitasnya masih belum maksilmal sekalipun.
Oleh karena itu Gatot pun tampaknya kesengsem juga, dan kemudian berupaya mencari panggung demi mendapat perhatian publik. Hanya saja karena panggung politik yang ditempatinya tidak sesuai dengan selera rakyat banyak, apa boleh buat, manuvernya pun dijegal banyak pihak. Sehingga tak salah kalau dingatkan : Jendral, game is over.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H