Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memalukan, Pendatang Itu Ternyata Bos Narkoba

6 Desember 2017   14:14 Diperbarui: 6 Desember 2017   18:21 2435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini warga Kabupaten Tasikmalaya, terutama yang berada di wilayah bagian utara, tepatnya di Kecamatan  Pagerageung, sedang dihebohkan dengan penangkapan salah seorang warga oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berinisial SA alias Ronggo (52) sebagai tersangka boss pabrik pil PCC. Selain tersebar dari mulut ke mulut, media lokal dan nasional pun menjadikan kejadian itu sebagai berita utamanya.

Betapa tidak. Berawal dari penggrebekan yang dilakukan BNN terhadap pabrik pil PCC di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di kota Semarang dan Solo, kemudian merembet ke Tasikmalaya. Tepatnya di kampung Balananjeur, Desa Pagersari, kecamatan pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Pabrik yang memproduksi pil yang belakangan ini menjadi pembicaraan, karena efek dari pemakainya bisa kehilangan kendali, alias menjadi bertingkah seperti orang tidak waras, sebagaimana keterangan resmi pihak BNN sendiri memiliki omzet lumayan besar dan bernilai milyaran rupiah.

Para tetangga dan warga sekitar, sama sekali tidak menyangka Si Mas Ronggo sebagai pemilik prabrik ilegal barang haram tersebut. Sejak kedatangannya di kampung Balananjeur beberapa tahun yang lalu, mereka mengenal sosok Ronggo sebagai pengusaha jamu di kota Bandung yang mendapat jodoh seorang gadis asal kampung Balananjeur.

Di mata warga,  meskipun dianggap sebagai pengusaha sukses, dengan koleksi beberapa mobil mewahnya yang selalu terparkir di garasi rumahnya yang cukup megah, akan tetapi Ronggo bukanlah seorang yang sombong dan tinggi hati. Hampir setiap kesempatan di rumahnya selalu mengadakan pengajian, dengan mengundang ustadz dari wilayah sekitar. Demikian juga saban tahun Ronggo selalu mengeluarkan zakat mal, juga memberikan santunan kepada jompo dan keluarga kurang mampu dalam jumlah yang cukup besar. Demikian juga halnya beberapa kiai ternama yang memiliki pondok pesantren di Kecamatan Pagerageung seringkali mendapat bantuan untuk berlangsungnya pendidikan agama di wilayah itu.

Oleh karena itu semula warga tidak percaya dengan beredarnya kabar penangkapan Ronggo. Hanya setelah muncul di media, dan melihat langsung sekitar rumahnya diberi garis polisi, barulah menjadi yakin kalau Ronggo ternyata seorang boss narkoba, yang disebut oleh Kepala BNN, Budi Waseso sebagai orang yang gemuk dan biadab.

Terkait masalah itu, tokoh pemuda kecamatan Pagerageung, Enang Subhan, menyesalkan kejadian tersebut. Selama ini kecamatan Pagerageung yang dikenal relijius islami, ungkapnya, sudah mendapat aib yang begitu memalukan. Terlebih lagi, lanjut ketua KNPI kecamatan pagerageung ini, Ronggo merupakan seorang pendatang, sehingga segala kebaikan yang telah diberikan kepada warga sekitar kampung, disinyalir hanyalah kamuflase untuk menutupi kebrokbrokannya.

"Memalukan. Pendatang itu telah mengotori kampung kami saja!" cetusnya.

Hal senada diungkapkan Riad Jamil, tokoh muda dari pondok pesantren Suryalaya. "Bagaimanapun, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena ulah seorang pendatang, seluruh pribumi ikut menanggung malu," tegasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun