Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenapa Tidak Memposting Lagi?

26 Juni 2022   08:59 Diperbarui: 26 Juni 2022   09:05 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: tempo.co/PicsArt)

Makjleb! 

Pertanyaan itu seperti sebuah anak panah yang menembus tepat sasarannya. Dan membuat saya seketika terbangun dari tidur lelap. 

Sudah tiga bulan ini saya tidak menulis, apa lagi mempostingnya. 

Hal itu bermula dari rasa kecewa atas perlakuan pihak yang "berkuasa", yang saya anggap telah bersikap tidak adil. Bahkan terkesan telah memperdaya saya yang selama ini mungkin dianggapnya sebagai orang yang selalu pasrah dengan apa pun yang terjadi. 

Sungguh. Kekecewaan itu semakin bertambah dengan berbagai persoalan lain yang terjadi dalam perjalanan hidup saya belakangan ini. 

Saya merasa terlempar ke dalam pusaran yang tak terfahamkan. Di usia yang semakin tua ini yang seharusnya mampu mengendalikan diri, justru malah harus terseret arus yang semakin deras menuju keterasingan. 

Adalah seorang teman. Rekan Kompasianer Budi Susilo yang melepaskan anak panah itu dari busurnya. 

Ketika saya memberi komentar dalam salah satu postingannya, beliau membalas dengan pertanyaan itu. 

Ya, kenapa saya ini tidak lagi menulis, apa lagi mempostingnya di Kompasiana ini? 

Kenapa saya ini harus merasa kecewa atas perlakuan pihak "penguasa" yang memang telah memanfaatkan kekuasaannya dengan semena-mena. Bukankah tugas saya ini hanya untuk menulis. Menulis, dan hanya menulis? 

Apa boleh buat. Apabila sudah berpikir sampai ke sana, tak lagi dapat berdalih lebih banyak lagi saya ini. 

Ketika mentasbihkan diri untuk menekuni dunia kepenulisan, maka segala sesuatu yang dirasakan, disaksikan,  baik yang menimpa diri sendiri maupun orang lain, juga yang terjadi di sekitar, apabila perlu untuk ditulis, maka tulislah. 

NB: Terima kasih, Mas Budi Susilo sudah mengingatkan saya. Memang saya ini jadi sensitif begini setelah usia semakin beranjak renta. Tapi untungnya, Anda begitu baik hati.  Setelah melepas anak panah, dan mengena pada sasarannya, saya merasa tangan Anda meraih tangan saya yang sedang meronta-ronta mencari pegangan...

You're my bestie!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun