Leg pertama pertandingan persahabatan timnas Indonesia melawan timnas Timor Leste, Kamis (27/01/2022) yang digelar di stadion I Wayan Dipta Gianyar Bali, menyisakan banyak pertanyaan.Â
Meskipun meraih kemenangan telak 4 - 1, dianggap merupakan suatu keberuntungan. Bahkan tak sedikit dari publik yang menilai permainan anak asuh pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, ini seperti pertandingan sepak bola tarkam, alias antar kampung saja laiknya. Sama sekali masih jauh dari ekspektasi yang diimpikan.
Dengan formasi 4-2-3-1, para pemain skuad Garuda yang terdiri dari Syahrul Trisna(GK); Sani Rizki, Fachruddin Aryanto, Alfeandra Dewangga, Edo Febriansyah (Pratama Arhan 46’); Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya; Evan Dimas, Irfan Jaya, Ramai Rumakiek (Ronaldo Kwateh 46’); Dedik Setiawan (Hanis Saghara 46’), tampak masih tergagap-gagap di babak pertama.
Gol pertama Timor Leste yang lahir di menit ke-35, merupakan salah satu buktinya. Sektor pertahanan yang dikawal Sani Rizki, Fachruddin Aryanto, Alfeandra Dewangga, dan Edo Febriansyah terlihat begitu mudah ditembus serangan pemain depan Timor Leste.
Gol semata wayang Timor Leste terlahir dari kesalahan Sani Rizky yang melakukan umpan silang, Â namun kemudian direbut pemain Timor Leste, sehingga Paulo Gali Freitas pun seakan mendapatkan umpan terobosan ekstra cuma-cuma yang berujung gawang yang dikawal Syahrul Trisna kebobolan.
Sektor pertahanan menjadi sorotan yang harus mendapatkan perhatian khusus dari Shin Tae-yong memang. Hal ini terjadi, kemungkinan besar lantaran di antara pemain belakang yang belum terjalin kekompakan.Â
Demikian juga apabila menyimak pernyataan Shin Tae-yong jauh hari sebelumnya, bahwa timnas Timor Leste masih di bawah anak asuhnya, tokh dalam pertemuan tersebut skuadnya ternyata dibikin kewalahan juga.
Bukan hanya lini belakang saja yang kewalahan, lini tengah dan barisan penyerang pun tidak jauh berbeda, alias masih membutuhkan banyak perbaikan.Â
Buktinya dalam penyelesaian akhir, masih dianggap buruk, sehingga membuat Indonesia gagal menang dengan skor yang lebih banyak. Salah satunya lewat peluang Dedik Setiawan pada menit ke-21 yang terbuang percuma meski sudah di depan gawang lawan yang dijaga Junildo Manuel.
Begitu pula dengan Irfan Jaya yang melewatkan dua kesempatan yang seharusnya menjadi  gol pada menit ke-57.Â
Selain peluang Dedik dan Irfan, tembakan pemain-pemain Indonesia dari luar kotak penalti juga jauh dari target, salah satunya Alfeandra Dewangga pada menit ke-79 yang melayang di atas mistar.
Akan halnya dengan empat gol yang tercipta sebagai kemenangan skuad Garuda, bisa dikatakan bukan terlahir dari permainan apik nan ciamik seperti yang diinginkan.
Sepasang gol pertama untuk timnas Indonesia yangtercipta melalui aksi Ricky Kambuaya (65'), Â dan eksekusi penalti Pratama Arhan (73'),Â
Lalu, skuad Garuda berhasil menambah keunggulan berkat sepasang gol bunuh diri dari kiper Georgino Jose (77') dan bek Filomeno (80').
Kekecewaan atas pertandingan persahabatan dengan tajuk FIFA Matchday lawan Timor Leste, bukan hanya milik publik saja, ternyata Shin Tae-yong pun merasakan hal serupa.
Dikutip dari CNN Indonesia, Shin Tae Yong menyatakan kecewa dengan performa anak-anak asuhnya meski menang dengan skor 4-1 juga.
"Pertandingan kali ini sangat-sangat mengecewakan. Penampilan tim tidak memuaskan. Kami harus segera mengevaluasi diri agar berkembang lebih baik," ujar Shin usai pertandingan dikutip Antara dari keterangan PSSI di Jakarta.Â
Pelatih asal Korea Selatan itu sempat marah kepada para pemain Timnas setelah babak pertama selesai.Â
Shin menilai performa skuad Garuda pada pertandingan kali ini sama sekali tidak mencerminkan sebuah tim tangguh di kawasan Asia Tenggara.
Akan tetapi sepertinya tidak cukup hanya kecewa, dan apa lagi sampai marah besar. Seyogyanya Shin Tae-yong segera melakukan perbaikan setiap kelemahan yang ditemukan dalam pertandingan leg pertama, agar di pertarungan kedua lawan Timor Leste, Minggu (30/01/2022), sudah tidak ada lagi suguhan permainan yang membuat publik dan pelatih sendiri menelan kekecewaan.
Jangan-jangan lantaran para pemain tidak memperhatikan instruksi pelatih, atau mungkin lantaran pemain naturalisasi, dan yang sedang bermain di luar negeri tidak dipanggil dalam laga FIFA Matchday ini?
Terlepas dari itu, tokh di antara pemain yang diturunkan, ada Wonderkid anyar yang baru merasakan atmosfer bermain bersama para seniornya. Paling tidak hal ini akan menambah jam terbang mereka, untuk lebih baik lagi dalam laga selanjutnya.Â
Semoga. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H