Dalam dunia politik, selalu saja terjadi hal-hal yang menggelitik untuk diulik. Yang awalnya dianggap intrik bak adu jangkrik, ternyata berujung mati langkah setelah kena skak-mat, dan berkilah disertai permintaan maaf.
Sebagaimana halnya yang terjadi belakangan ini. Seorang bernama Edy Mulyadi. Dengan pongah dan berapi-api, menolak pembangunan IKN Nusantara yang dibarengi caci-maki terhadap pemerintahan Jokowi.
Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan, Ketua Umum partai Gerindra, pun jadi sasaran. Disebut sebagai macan yang mengeong oleh yang bersangkutan.
Demikian juga pulau Kalimantan, yang merupakan pulau terbesar kedua setelah Papua, dan yang saat ini terpilih menjadi lokasi ibukota negara yang baru untuk menggantikan Jakarta, disebut kader PKS tersebut sebagai "tempat jin buang anak", dan pasarnya "genderuwo, kuntilanak".
Maka tak ayal lagi, kader partai Gerindra dari provinsi Sulawesi Utara yang mendengar Prabowo Subianto disebut sebagai "macan yang mengeong", langsung melaporkan Edy Mulyadi ini ke aparat kepolisian setempat - Polda Sulut, tentunya.
Begitu pula warga Kalimantan tak kalah berangnya. Berbagai elemen masyarakat langsung mengambil sikap. Menuntut Edy Mulyadi untuk segera meminta maaf. Malahan tak sedikit dari mereka (warga Kalimantan), yang mengancam politikus PKS ini untuk diadili berdasarkan hukum adat.
Tanpa harus menunggu lama lagi, Edy Mulyadi muncul kembali. Kali ini tidak berapi-api, seperti kemunculannya pertama kali. Dengan mimik muka memelas yang bersangkutan ternyata memberikan klarifikasi. Ihwal pernyataannya terkait IKN tempo hari.
Tapi tidak ditujukan kepada Prabowo Subianto, dan hanya bagi warga Kalimantan saja. Juga hanya soal ungkapan "tempat jin buang anak", bukan "pasarnya genderuwo dan kuntilanak".
Dijelaskannya soal "tempat jin buang anak", adalah idiom yang menggambarkan tentang tempat yang terpencil dan jauh. "Sama sekali bukan untuk menghina warga Kalimantan," katanya dengan mimik wajah yang dibuat bersungguh-sungguh.
Menyaksikan "sinetron" politikus yang kerap bikin sensasi yang kontroversi seperti ini, publik pun meragukan ketulusan hati permintaan maaf seorang Edy Mulyadi.Â