Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae-yong Ngotot Minta PSSI Segera Datangkan Pemain Ini

5 Januari 2022   19:09 Diperbarui: 5 Januari 2022   23:12 24955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong (Sumber: kompas.tv)

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tampaknya ngotot, atau begitu bersungguh-sungguh untuk membentuk Timnas Indonesia sebagai kesebelasan yang disegani di Asia Tenggara maupun tingkat Asia, dengan segera.

Hal ini terlihat dari usulan yang disampaikannya kepada PSSI supaya segera mendatangkan beberapa pemain muda potensial yang bermain di klub Eropa, dan proses naturalisasinya dipercepat.

Sementara alasan yang dikemukakan sangat realistis memang. Selama ini daya gedor di barisan depan, alias striker, dianggapnya masih kurang tajam.

Dilansir dari kompas.com, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong sudah mengincar empat pemain keturunan untuk masuk skuad Garuda.

Keempat pemain yang dimaksud adalah Jordi Amat (bek tengah/29 tahun, Sandy Walsh (bek kanan/26 tahun), Mees Hilgers (bek tengah/20 tahun), dan Ragnar Oratmangoen (penyerang/23 tahun).

Alhasil, saat Timnas Indonesia turun di Kualifikasi Piala Asia 2023 pada 8-14 Juni 2022, skuad Garuda sudah diperkuat empat pemain keturunan tambahan.

Mengapa Harus Rekrut Pemain Naturalisasi?

Bisa jadi di benak para pendukung Timnas Indonesia, di antaranya ada yang mempertanyakan soal ini. Mengapa Shin Tae-yong, dan juga PSSI harus merekrut para pemain keturunan Indonesia, yang juga harus melalui proses naturalisasi.

Padahal talenta muda di Indonesia juga cukup banyak untuk dijadikan sebagai punggawa Timnas kebanggaan Indonesia ini?

Boleh jadi pro dan kontra tentang hal tersebut sampai sekarang ini masih tetap menjadi perbincangan di tengah masyarakat pecinta sepak bola.

Di sinilah kiranya kita semua patut untuk berpikir secara rasional, dan jernih- tentu saja.

Memang diakui, dengan jumlah penduduk yang berjumlah 270, 20 juta jiwa, sebagaimana hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga pulau Rote, Indonesia memiliki banyak talenta-talenta muda sepak bola yang cukup potensial. 

Hanya saja sampai saat ini proses pembibitan, dan pembinaannya masih dianggap belum memenuhi standar yang ditetapkan. Misalnya saja dalam hal yang mendasar saja seperti bagaimana melakukan passing, dribling, apa lagi mental dan kekompakan pemain di lapangan, masih begitu banyak kekurangannya.

Bahkan bisa jadi dalam hal mental, merupakan persoalan yang cukup memprihatinkan. Kita selama ini masih sering menyaksikan perkelahian antar pemain di tengah lapangan, atau juga pemain yang melakukan pengeroyokan terhadap wasit lantaran dianggap tidak adil, merupakan bukti yang kuat jika mental para pemain Indonesia belum benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

Oleh karena itu, untuk pembinaan talenta muda potensial yang diharapkan sebagai pemain Timnas Indonesia, kiranya masih membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek seperti sekarang ini, lantaran dengan begitu padatnya berbagai event kejuaraan yang harus diikuti Timnas Indonesia, seperti misalnya turnamen piala AFF U-23 di Kamboja, babak penyisihan piala Asia, atau dalam waktu dekat ini adalah pertandingan Match Day yang merupakan salah satu syarat FIFA.

Suka maupun tidak, Shin Tae-yong, dan PSSI pun mengambil jalan pintas. Merekrut para pemain naturalisasi merupakan pilihan yang tepat. 

Karena di samping untuk meningkatkan ranking FIFA supaya dapat lebih meningkat lagi, juga tuntutan agar Timnas Indonesia dapat mewujudkan impian kita semua menjadi juara di setiap event internasional dengan segera menjadi kenyataan.

Malahan pihak PSSI, maupun Shin Tae-yong sendiri sepertinya tidak gegabah, atau asal-asalan dalam merekrut para pemain naturalisasi tersebut.

Bisa jadi atas dasar berbagai pertimbangan juga, seperti misalnya skill individu dan mental para pemain tersebut sudah benar-benar memenuhi syarat kualifikasi yang dibutuhkan.

Sebagaimana halnya dengan Ragnar Oratmangoen pemain berusia 23 tahun, saat ini bermain untuk Go Ahead yang mentas di kasta tertinggi Liga Belanda. Berposisi sebagai winger, ia sering mendapatkan kepercayaan untuk tampil. 

Tercatat, ia tak pernah absen dari 18 pertandingan Liga Belanda 2021-2022, dengan koleksi dua assist. Selain mentas sebagai winger, pemain beragama Islam, dan berdarah Maluku ini juga dapat dipentaskan sebagai gelandang sentral dan second striker. 

Sementara Mees Hilgers merupakan pemain yang mentas di posisi bek tengah. Meski turun sebagai bek, ia telah mengoleksi satu gol dan satu assist dari 15 pertandingan Liga Belanda 2021-2022 bareng FC Twente. 

Begitu kira-kira. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun