Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Jadi Juara, Jangan-Jangan Shin Tae-yong Pun Bakal Dijewernya Pula

29 Desember 2021   07:00 Diperbarui: 29 Desember 2021   07:04 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: liputan6.com

Gara-gara hanya tidak bertepuk tangan saat ketua umum PSSI ke-16 ini tengah berorasi, pelatih salah satu cabang olahraga itu pun dijewer kupingnya, dan diusirnya pula.

Tidak salah. Memang setiap melihat raut wajahnya, mantan ketua umum PSSI ini menunjukkan seorang yang berwatak keras. Mudah sekali naik tensi darahnya. Gila hormat, dan sukanya dipuji-puji lagi.

Buktinya, sebagaimana dikutip dari kompas.com, pelatih biliar, Khoiruddin Aritonang, dijewer oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. 

Peristiwa ini terjadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Senin (27/12/2021). 

Kala itu tengah berlangsung acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih Sumut yang berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX. 

Walakin apa pun alasannya, apa lagi ini, cuma gara-gara tak bertepuk tangan saja, mempermalukan seseorang dengan begitu kasarnya, dan di hadapan orang banyak lagi, sangat tidak terpuji memang.

Sebagaimana saat menjadi nakhoda di PSSI, Edy Rahmayadi yang sekarang ini menjabat Gubernur Sumatera Utara, bukannya meningkatkan prestasi sepak bola Timnas Indonesia, sebaliknya justru malah seringkali bersikap kontroversial saja.

Penulis mencatat beberapa sikap seorang Edy Rahmayadi saat memimpin PSSI, antara lain saat kasus meninggalnya seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sarila. 

Ketika itu banyak pihak yang mengecam kinerja PSSI dalam mengawal liga dan persepakbolaan Indonesia. Kasus itu memantik dorongan agar Edy Rahmayadi mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Salah satunya lewat petisi online di Charge.org. 

Saat itu, sudah 60 ribu orang lebih menandatangani petisi online tersebut. Masyarakat pun menganggap, fokus Edy tidak sepenuhnya di PSSI mengingat rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatra Utara. Edy Rahmayadi menanggapinya dengan komentar yang keras. 

"Jangankan 60 ribu, satu orang pun kalau itu memang benar adanya gara-gara saya gubernur lalu terjadi itu pembunuhan, saya akan tinggalkan ini (jabatan Ketua Umum PSSI). Karena itu berarti saya tidak becus", kata Edy saat menjadi salah satu pembicara di stasiun televisi swasta. 

Ia juga menambahkan "Yang saya takutkan, dari 60 ribu ini mungkin salah satunya menginginkan jabatan PSSI ini, karena saat ini dalam dunia politik. Jadi, PSSI harus saya lindungi, karena ini amanah rakyat sampai 2020," katanya.

Yang paling menyita perhatian adalah saat pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan pada 21 September 2018 yang digelar di Stadion Teladan Medan.

Edy Rahmayadi menyaksikan pertandingan langsung. Edy yang duduk di kursi VVIP, tiba-tiba turun dan menyambangi seorang suporter yang terlihat menyalakan flare saat pertandingan. 

Kemudian Edy Rahmayadi menemui suporter tersebut, dan sejumlah suporter lain pun merekam aksi Edy. Tak lama beredar beberapa video Edy yang terlihat menampar pipi suporter cilik tersebut. Iya, anak kecil saja sampai ditamparnya juga!

Sehingga penulis pun jadi membayangkan. Kalau seorang Edy Rahmayadi saat ini masih duduk sebagai ketua umum PSSI, dan andaikan Shin Tae-yong bersama skuadnya kembali gagal membawa pulang trofi piala AFF, jangan-jangan kupingnya akan dijewernya pula. Sambil dimaki-maki sebagaimana wataknya ketua umum PSSI yang satu ini.

Bisa jadi peristiwa itu akan menambah rangkaian sikapnya yang kontroversial, dan sudah pasti akan menjadi berita yang sangat menggemparkan. Tagar viral pun pastinya akan memenuhi setiap ruang di media sosial. Pastinya sebuah insiden yang sangat memalukan.

Untunglah sekarang ini Edy Rahmayadi sudah bukan lagi ketua umum PSSI. Bukankah yang saat ini memegang kedudukan tertinggi di kepengurusan sepak bola Indonesia ini adalah Mochamad Iriawan, alias Iwan Bule.

Bahkan sikap seorang Iwan Bule saja baru-baru ini telah mengundang banyak perhatian, dan tak lepas dari kritikan.

Gara-garanya karena Ketua Umum PSSI ini memasang baliho tanpa menyertakan foto pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Cuma gambar dirinya yang dicetak begitu besar bersama dua orang punggawa Timnas yang sekarang tengah bersiap menghadapi laga final.

Bisa jadi para netizen menganggap Iwan Bule seorang narsis, dan gila pujian - seperti Edy Rahmayadi, dan dianggap telah meremehkan Shin Tae-yong, pelatih yang telah punya andil besar untuk membawa Timnas Indonesia melaju ke babak final turnamen piala AFF Suzuki Cup 2020 di penghujung tahun 2021 ini.

Paling tidak, netzen mungkin berharap, kalau mau bikin baliho untuk memberikan dukungan, sebaiknya ketua umum PSSI ini jangan tanggung-tanggung. Seluruh skuad Garuda bersama jajaran pelatih, dan pengurus PSSI - termasuk Iwan Bule sendiri, tentunya, harus dipasang dalam baliho.

Bagaimanapun di dalam sepak bola, setiap  kemenangan ketika meraih gelar juara misalnya, merupakan hasil kerjasama. Bukan lantaran prestasi perseorangan.

Demikian juga halnya di dalam kehidupan ini. Sebuah keberhasilan yang didapat oleh seseorang, sudah dipastikan ada campur tangan pihak lain yang membantunya. Terlepas diakui maupun tidak.

Begitu kira-kira. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun