Kasus yang kedua terjadi di Tasikmalaya. Guru ngaji di salah satu pondok pesantren telah melakukan pencabulan terhadap sembilan santriwatinya.Â
Sementara di Cilacap, Jawa Tengah, seorang guru agama di sekolah dasar juga telah melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap 15 muridnya.
Lalu sekarang ini di Depok, Jawa Barat...
Tak ayal lagi, negeri ini sedang mengalami situasi gawat darurat kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Oleh karena itu, mencuatnya kasus tindakan kekerasan seksual terhadap anak-anak bisa jadi merupakan sinyal merah bagi setiap orang tua, terutama yang memiliki anak-anak yang masih di bawah umur.
Selain harus pandai-pandai memilih lembaga pendidikan, dan tenaga kependidikannya yang betul-betul profesional, juga yang menjunjung tinggi moral, maka perlu juga untuk memberikan pengetahuan tentang seksual kepada anaknya.
Misalnya saja anak-anak penting untuk diajarkan cara menjaga organ tubuhnya, mulai dari bibir, dada, alat kelamin, sampai pantat.
Orangtua perlu menekankan kepada anak-anak, bahwa bagian-bagian intim tersebut tak boleh ada yang sembarangan bisa menyentuh atau memegang. Begitu juga tidak boleh untuk disalahgunakan.
Bahkan dengan terjadinya kasus pencabulan oleh guru ngaji, maupun kekerasan seksual yang dilakukan dosen terhadap mahasiswi, sepertinya anak-anak pun perlu untuk diberitahu, untuk berhati-hati dan waspada bila berhadapan dengan seseorang, sekalipun orang itu guru, bila tanpa ada yang menemani.Â
Demikian juga bahwa pengenalan akan organ tubuh yang berhubungan dengan seks perlu dijelaskan sebaik mungkin oleh orangtua sama seperti ketika menerangkan organ lain pada tubuh.
Bagaimanapun hal itu penting dan tidak harus dianggap tabu demi memberi pengetahuan yang benar dan jelas kepada anak.