Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Takdir Berkata Lain

8 Desember 2021   20:30 Diperbarui: 8 Desember 2021   21:50 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan lalu lintas (Sumber: tribunnews.com)

 Tentang Kecelakaan Lalu Lintas dan        Dampaknya

Siapa pun tidak menyangka, bahwa jalan hidup seseorang akan berubah drastis seketika. Tidak terkecuali dengan seorang anak muda yang satu ini.

Sebut saja namanya Usep (Bukan nama sebenarnya). Usianya baru menginjak sekitar 28 tahunan. Tubuhnya tinggi besar. Wajahnya mengingatkan kepada Reza Rahadian, aktor film layar lebar yang begitu kondang.

Sudah sejak lama, sekitar lima tahunan, ketika umurnya menginjak 23, Usep berprofesi sebagai seorang pengemudi, atau  sopir bus antar kota antar propinsi.

Bukan suatu kebetulan jika anak muda itu memilih pekerjaan sebagai sopir, melainkan sebagai profesi yang turun-temurun. Sejak kakek buyut sampai anak-cucunya hampir semua berprofesi sebagai seorang sopir.

 Menurut cerita yang didengar oleh penulis dari kakeknya Usep, seorang mantan sopir  truk dan bus antar kota antar propinsi yang sudah malang-melintang pada zamannya, dan kebetulan sering bersama-sama menunaikan shalat berjamaah di mushola sejak lama, dan di saat selesai shalat Maghrib, seringkali duduk-duduk di beranda mushola sambil menunggu waktu Isya.

Sehingga penulis sedikit banyak jadi mengetahui kalau Usep berprofesi sebagai seorang sopir lantaran memang merupakan pekerjaan yang sudah dilakoni keluarga besarnya secara turun temurun.

"Mungkin sudah suratan takdir kalau keluarga kami harus memiliki pekerjaan sebagai sopir," kata kakeknya Usep suatu ketika.

Bisa jadi, lantaran takdir juga anak muda yang ketika itu sudah berencana akan melangsungkan pernikahan dengan gadis pilihannya, dengan terpaksa harus dibatalkan.

Ada pun yang menjadi penyebabnya adalah karena Usep mengalami kecelakaan lalu lintas ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai sopir.

Menurut penjelasan kakeknya kemudian setelah peristiwa nahas itu, konon bus yang dibawa Usep bertabrakan dengan truk container. 

Masih beruntung - inilah hebatnya bangsa Indonesia ini, meskipun mengalami suatu musibah, selalu saja ada kata: untung! - dalam kecelakaan itu Usep masih tertolong nyawanya. 

Hanya saja sialnya, sebelah kakinya terpaksa harus diamputasi. Iya dipotong sebatas pahanya. Sebab dari paha ke bawah terjepit di antara dua kendaraan yang bertabrakan itu, hingga kondisi kakinya hancur tak berbentuk lagi.

Apa boleh buat, pasca kecelakaan itulah, Usep sekarang menjadi seorang penyandang disabilitas. Sehari-harinya harus dibantu oleh tongkat (kruk) kalau hendak berjalan kemana saja.

Begitu juga wajahnya yang semula cukup ganteng, dan banyak gadis yang terpikat, sekarang mengalami kerusakan, sehingga berubah total.

Sejak itu pula Usep menjadi seorang pendiam, dan tidak pernah mau bergaul dengan banyak orang. Sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktunya di sekitar rumahnya saja. 

***

Ketika suatu ketika saya - sebagaimana biasanya - ngobrol sambil menunggu waktu Isya dengan kakeknya Usep, yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang menimpa cucunya itu, selain sudah merupakan suatu suratan takdir, diakuinya jika kebiasaan cucunya itu setiap membawa bus yang menjadi tanggung jawabnya, seringkali dijalankan dengan kecepatan tinggi.

"Mungkin karena dia masih muda, sehingga terkadang darah mudanya masih sulit terkendali," keluhnya.

Akan tetapi, berdasarkan pengalaman dirinya yang pernah malang-melintang di jalanan, sewaktu masih menjadi sopir truk dan bus, faktor lainnya pun bisa jadi ikut punya andil dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas yang tidak hanya menimpa cucunya itu.

"Sebetulnya soal ngebut di jalan untuk mengejar setoran, sudah biasa banyak dilakukan oleh kebanyakan pengemudi kendaraan umum. Baik pengemudi bus AKAP, bus kota,  elf antar kota dalam propinsi, maupun  angkutan dalam kota.

Tapi selama kita tetap konsentrasi, dan kondisi tubuh kita masih segar-bugar, insha Allah akan selamat sampai tujuan. Sebagaimana yang saya alami selama jadi seorang sopir selama puluhan tahun.

Sebagai sopir, baik itu mobil pribadi, apa lagi kendaraan umum yang membawa muatan manusia atau juga barang, pada intinya faktor keselamatan harus diutamakan," ujarnya.

Dari perbincangan itu pun saya mencoba untuk bertanya,  berdasarkan pengalamannya - tentu saja, faktor-faktor apa saja yang menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan?

 Dan oleh mantan sopir yang sudah banyak makan asam dan garam di jalanan itu pun dijelaskannya, antara lain sebagai berikut.

1. Pengendara atau Pengemudi Mengantuk

Berdasarkan pengalamannya, manusia atau pengemudi punya andil besar sebagai penyebab kecelakaan di jalan raya.

Penyebabnya bisa dari kondisi fisik dan mental, sikap berkendara, keterampilan mengemudi yang buruk, serta pengaruh minuman keras (miras).

2. faktor lingkungan.

Penyebab kecelakaan yang satu ini pun punya andil terhadap kecelakaan.

"Tak kalah penting adalah faktor cuaca , kondisi alam mungkin pada saat banjir, longsor, gempa bumi dan sebagainya itu juga bisa menimbulkan kecelakaan," cetusnya.

3. Faktor dari kendaraaan itu sendiri

Ini berhubungan dengan kondisi laik jalan dari sepeda motor atau mobil yang digunakan untuk berkendara.

Seperti  sistem pengereman, kondisi ban, atau sistem kemudi yang tidak berfungsi, atau bahkan modifikasi yang tidak sesuai dengan aturan keselamatan

"Faktor kendaraan itu baik bisa di mulai dari masalah pengereman dan mesin, ban dan oli itu harus diperhatikan sehingga tidak membahayakan," ujarnya.

4. Faktor jalan

Faktor jalan ini seperti kondisi permukaan jalan yang kurang memenuhi syarat (berlubang), fasilitas pejalan kaki tidak memadai, pencahayaan jalan. 

"Faktor jalan berlubang dan tidak bagus itu juga dapat menimbulkan bahaya," pungkasnya.

Saya pun cuma manggut-manggut menyimaknya. Namun dalam hati berkata:

"Andaikan saja setiap sopir memperhatikan poin-poin di atas tadi, kemungkinan besar kecelakaan lalu lintas pun bisa diminimalisir...

Dan orang yang bernasib seperti Usep pun - menjadi seorang penyandang disabilitas,  tidak akan banyak terjadi lagi... " ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun