Mungkin karena asyiknya mereka berdua ngobrol, atau karena posisi duduknya yang sama-sama membelakangi gerbang, sampai tak disadarinya dengan kehadiran saya di dekat mereka.
"Ehm!" saya mendehem, karena suka maupun tidak saya akan lewat di dekat mereka. Keduanya tampak terkejut. Tapi tak lama kemudian, Si Bungsu dengan malu-malu buka suara," Pak, ini kenalkan teman saya," katanya sambil tersipu. Lalu dia mencolek teman prianya, "Kak, kenalkan Ayah saya..."
Aih, ganteng juga anak ini, bisik hati saya seraya menerima uluran tangan teman pria Si Bungsu. Sekilas di atas meja saya melihat seikat bunga mawar merah. Oh, jangan-jangan...
Setelah kejadian malam itu, ada perubahan signifikan pada anak gadis kami yang satu ini. Besok harinya, di hari raya Iedul Fitri, Â dengan senyum mengembang Si Bungsu memeluk saya sambil terisak. Kemudian saat makan tiba, dia mau ikut bergabung makan bersama sekeluarga. Yang paling jelas perubahannya, dia mau bicara dengan saya. Bahkan bercanda seperti kakak-kakaknya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H