Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jadi Ban Serep pun It's Okay, Beb...

9 Agustus 2021   10:12 Diperbarui: 9 Agustus 2021   10:22 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga di dalam kelas. Karena kebetulan aku duduk sendirian, dan kursi di sebelah kosong, tentu saja, Dewi seringkali meninggalkan kursi yang biasa ditempatinya, dan pindah di kursi sebelahku. Hal itu dilakukannya terutama apabila sedang ada ulangan, atau kebetulan mendapat tugas untuk membuat makalah. Bahkan jika ada tugas kelompok, Dewi selalu meminta untuk masuk sebagai anggota kelompok dimana aku berada.

Yang paling aku rasakan kalau Dewi bberusaha mendekatiku (dalam tanda kutip), adalah sikap yang ditunjukkannya di depan teman-teman yang seakan-akan diriku ini adalah pacarnya. Hal itulah yang seringkali membuatku merasa jengah karenanya. Bagaimana pun aku masih mencintai pacarku yang adik kelasku itu.

Apa boleh buat. Namanya juga manusia.  Ditambah lagi saat itu imanku yang kadarnya masih standar barangkali. Apalagi Dewi tak henti-hentinya  "menyerang". Pada akhirnya aku menyerah pada keadaan yang bisa juga disebut sesuatu yang unik.

Betapa tidak. Aku punya pacar, begitu juga Dewi. Sehingga apalagi namanya hubungan itu kalau bukan perselingkuhan yang di baliknya ada kebutuhan lainnya.

Terus terang saja, uang sakuku sehari-hari termasuk pas-pasan. Tapi setelah dekat dengan Dewi, tanki bensin sepeda motorku selalu terisi penuh. Terutama kalau dia mengajak hangout ke tempat-tempat rekreasi yang ada di sekitar kota kecil tempat tinggal kami. Begitu juga urusan pembayaran makan-minum, termasuk rokok dia yang menanggungnya.
Bahkan beberapa kali aku pernah dibelikan beberapa potong pakaian yang harganya lumayan mahal.

Sebagai timbal-baliknya nilai ulangan, maupun tugas PR  Dewi selalu bagus, tentu saja, karena dikasih contekan dan, malahan seringkali kukerjakan langsung. Demikian juga ketika ujian akhir kelulusan, nilai-nilai ujiannya hampir sama dengan nilai yang aku peroleh.

-

Mengingat kembali hubunganku dengan gadis teman sekelas yang bernama Dewi, lengkapnya Dewi Kania, aku hanya bisa tersenyum kecut.

Betapa saat itu aku sebagai seorang pria telah mencoba berselingkuh. Ditambah lagi dengan memanfaatkan kekayaan seorang perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Eh, tapi tidak ding. Selain justru dia yang pertama kali "menggoda", Dewi pun bisa lulus dari SMA karena di baliknya mendapatkan dukungan sepenuhnya dariku. Bocoran jawaban soal-soal yang benar, tentunya.

Dan yang sampai sekarang membuatku tak habis pikir, pada saat kami menjalin hubungan perselingkuhan, dengan spontan aku pernah melontarkan candaan, " Jadi ban serep pun It's okay deh..."
Ketika itu Dewi justru mengiyakannya, seraya merangkul mesra...***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun