Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jadi Ban Serep pun It's Okay, Beb...

9 Agustus 2021   10:12 Diperbarui: 9 Agustus 2021   10:22 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi selingkuh(Sumber: lifestyle.kompas.com/ AntonioGuillem)

Di hari pertama duduk  di bangku kelas tiga SMA, selain bersama teman-teman lama sejak kelas satu dan dua, kulihat ada siswi baru di kelasku.

Tapi meskipun seorang yang baru, sebenarnya aku sudah lama juga mengenalnya. Bahkan sejak di bangku SMP, juga saat di bangku kelas satu SMA sebelum aku pindah di sekolah ini, kami pernah juga satu sekolah.

Alasan kepindahannya ke sekolah ini, karena dia tidak naik kelas. Beda denganku memang. Kalau aku ketika itu dikeluarkan gara-gara tawuran dengan anak STM sampai memakan korban.

Bagaimana pun SMA tempat kami belajar sebelum pindah ke sekolah ini, merupakan sekolah pavorit dengan disiplin yang ketat.

Aku juga sudah tahu sejak lama. Dewi, nama siswi yang baru itu, termasuk anak yang selalu mendapat nilai kurang dalam beberapa pelajaran penting - kata yang lebih sopan daripada: bodoh, tentunya. Sehingga wajarlah jika sampai tidak naik kelas juga.

Kuakui, meskipun Dewi anak yang bodoh dalam setiap mata pelajaran di sekolah, tapi dia termasuk anak gadis yang menarik juga sih. Selain memiliki paras yang lumayan cantik, ditambah dengan tubuh yang tinggi langsing, di kota kecil tempat tinggal kami diapun selain dikenal sebagai anak seorang perwira tinggi TNI yang lumayan kaya, Dewi juga kulihat sangat royal mentraktir teman-teman dekatnya bila waktu istirahat tiba.

-

Sebagai mantan ketua OSIS, juga pemegang peringkat pertama juara kelas, meskipun seringkali Dewi mencoba untuk bergaul akrab, aku masih berusaha untuk menjaga jarak.

Alasannya tak lain karena aku tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis adik kelas. Sementara Dewi sendiri, sejak di SMA sebelumnya sudah punya pacar yang sedang kuliah di ibukota provinsi.

Aku merasakan kalau Dewi berusaha untuk mendekatiku, adalah dari sikapnya juga. Misalnya saja setiap di kantin saat istirahat. Meskipun tengah asyik kongkow bersama sesama teman perempuan, dia seringkali meninggalkan teman-temannya, da menghampiriku yang duduk di pojok sendirian. Selanjutnya dia duduk di dekatku sambil bersama-sama menikmati makanan yang kami pesan. Kemudian dia pun selalu membayar makanan yang kupesan, walaupun semula aku berusaha untuk menolaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun