Barangkali faktor menghalalkan segala cara dengan cara saling menjatuhkan, apalagi dengan mengkritik pihak lain sedangkan yang mengkritiknya sendiri melakukan hal serupa, sepertinya termasuk dalam kategori melanggar etika politik juga.
Ya, bagaimanapun semut di seberang lautan jelas kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata malah tidak (pura-pura) tampak.
Oleh karena itu, sudahlah. Polemik itu dihentikan saja. Biarkanlah rakyat yang akan menilainya. Soal politik dinasti, kalau tidak korupsi, tidak menggunakan fasilitas negara, apa salahnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H