Tidak hanya itu saja, Terawan pun dianggap tidak maksimal dalam mengelola dana yang telah dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang sudah digelontorkan dengan jumlah yang cukup besar itu.
Demikian juga dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. Kebijakannya mencabut larangan alat tangkap ikan cantrang, maupun membuka keran ekspor benih lobster, selain telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, juga menteri yang  berasal dari partai Gerindra ini dianggap hanya berpihak kepada kepentingan pemodal besar dan kelompoknya saja.
Tidak hanya dua menteri itu saja, masih banyak menteri lainnya yang kinerjanya tidak mampu menjawab ekspektasi rakyat banyak.Â
Sebut saja Menteri Agama, Fachrul Razi, dan Menkumham, Yasonna Laoly. Bahkan menteri yang disebut paling muda usianya di dalam Kabinet Indonesia Maju, yakni Mendikbud, Nadiem Makarim masuk radar yang dituntut harus direshuffle oleh Presiden Jokowi.
Oleh karena itu, apa yang pernah diungkapkan politikus partai Golkar tersebut, bisa jadi hanyalah suatu basa-basi politik belaka, atau juga merupakan bentuk lain dari bahasa politik yang justru memiliki makna sebaliknya.
Dalam hal ini, Bamsoet ketika itu sedang mentertawakan jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang sarat dengan konflik kepentingan, juga politik balas budi tanpa memperhatikan kemampuan mereka dalam memimpin kementeriannya masing-masing.
Sehingga akibatnya, belum juga satu tahun usianya, Presiden Jokowi sendiri sudah dibuat jengkel, hingga murka lantaran dalam kenyataannya seperti yang telah terjadi sekarang ini.
Apa boleh buat. Opsi reshuffle memang tak dapat ditawar lagi. Apabila memang Jokowi berharap segala visi dan misinya dapat terwujud di saat selesai masa baktinya di 2024 nanti. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H