"Ada mantan menteri belum rela melepaskan jabatannya. Kok yang direcokin lobster?" kata Darori dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Bahkan Darori menyanjung habis Edhy Prabowo, bahwa dengan dibukanya keran ekspor ini untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan demi kepentingan rakyat. Di samping itu, dia mengklaim kinerja KKP di tangan Edhy itu membaik.
Partai Gerindra yang lahir setelah tumbangnya rezim orde baru, paling tidak mengetahui agenda Reformasi yang disuarakan rakyat 22 tahun yang lalu, yakni adili Soeharto dan kroninya, amendemen UUD 1945, hapuskan dwifungsi ABRI, hapuskan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), otonomi daerah seluas-luasnya, dan tegakkan supremasi hukum.
Sebagaimana yang begitu jelas tercantum di atas, korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) - di samping poin lainnya, tentu saja, sampai saat ini masih tetap diharapkan bisa dihapuskan dari negara tercinta Republik Indonesia ini.
Sementara sekarang ini, terlepas dari dalih apapun yang disuarakan Edhy Prabowo dan kawannya dari partai Gerindra, tetap saja tidak bisa diterima oleh masyarakat yang masih tetap memegang teguh semangat reformasi.
Sehingga bagaimanapun argumentasi yang diungkapkannya, bahkan siap untuk di-bully, Edhy Prabowo dengan partai Gerindra dianggap sedang menghidupkan kembali praktik sebagaimana yang marak terjadi pada saat rezim orde baru berkuasa.
Demikian juga tudingan Darori kepada 'menteri lama' yang belum rela melepaskan jabatannya, dianggap suatu hal yang mengada-ada.
Bukan Susi Pudjiastuti yang tidak merelakan untuk melepaskan jabatannya, justru masyarakat banyaklah yang masih tetap berharap Susi duduk sebagai Menteri KP agar program kerja dan kebijakan yang berpihak terhadap rakyat kecil dan pelestarian lingkungan dapat terus berlanjut.
Bahkan kalau saja ada lembaga survei, maupun lembaga lain yang melakukan jajak pendapat, banyak pihak di masyarakat yang mengklaim kalau Sudi Pudjiastuti masih layak menduduki jabatan menteri Kelautan dan Perikanan, daripada Edhy Prabowo yang dianggap kontroversial, dan hanya membuat kehebohan belaka.
Apalagi dengan yang terjadi sekarang ini. Kader partai Gerindra ikut serta sebagai eksportir bibit lobster. Apa kata dunia? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H