Jokowi mengatakan, salah satu kebijakan tak populer yang bisa jadi ia lakukan nanti adalah menutup lembaga-lembaga yang selama ini tidak memberikan kontribusi kepada negara.
Dalam kurun satu tahun lewat satu bulan ini, Â kebijakan tak populer yang bisa jadi ia lakukan, kembali dilontarkan. Bahkan diimbuhi dengan ancaman reshuffle kabinet.
Bisa jadi yang paling menjadi sorotan publik adalah kinerja para menteri yang jalan di tempat, atau tidak mampu bekerja sesuai visi dan misi Presiden Jokowi sendiri, bahkan bisanya cuma membuat kegaduhan yang kontroversial saja.
Apabila memang Jokowi merasa tidak nyaman, dan sudah jengkel dengan menteri yang seperti itu, kenapa tidak segera diganti? Daripada hanya menjadi beban, di negeri ini masih banyak orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing, dan siap mengabdikan dirinya demi kepentingan negara dan bangsa, tanpa ada konflik kepentingan di dalam dirinya.
Sebab apabila masih berkutat dengan politik balas budi, konflik kepentingan, maupun merasa gamang lantaran adanya tangan-tangan yang kuat mencengkram di pundak Jokowi, sampai habis masa jabatannya di 2024 yang akan datang, visi dan misinya yang dicanangkan pun mustahil dapat menjadi kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H