Politikus partai Gerindra, Fadli Zon, dari dulu sampai sekarang ternyata masih tetap punya watak suka bicara seenak udelnya saja.
Apakah wataknya itu sudah bawaan dari lahir, atawa lantaran ingin disebut lain dari yang lain?
Tapi tidak menutup kemungkinan watak bicara asal bunyi, dan selalu nyinyir terhadap Presiden Jokowi lantaran dendam kesumat yang berkepanjangan yang disebabkan majikannya, Prabowo Subianto, harus menelan kekalahan dua kali beruntun dari mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Tapi anehnya lagi, meskipun Prabowo Subianto sendiri, dan juga partai Gerindra sudah satu koalisi dengan pemerintah di bawah pimpinan Jokowi sekalipun seperti sekarang ini, Fadli Zon masih tetap keukeuh seperti dahulu. Tidak ada  berubahnya sama sekali.
Sebagaimana pernah disentil komika Kiki Saputri, seorang Fadli Zon kalau nyinyir, biasanya diungkapkan melalui media sosial Twitter.Â
Sebelumnya, wacana pengenaan pajak pada sepeda itu muncul saat Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi melakukan diskusi secara virtual pada hari Jumat (26/6/2020).
"Kalau waktu saya kecil, saya mengalami sepeda disuruh bayar pajak dan sebagainya. Mungkin bisa ke sana. Tapi ini sejalan revisi UU 22/2009, sudah diskusi dengan Korlantas Polri," katanya.
Namun, apabila hal ini benar akan diterapkan, maka yang bisa menarik pajak pesepeda adalah pemerintah daerah karena berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan sepeda masuk dalam kategori kendaraan tidak digerakkan oleh mesin.
Tetapi kemudian, ternyata, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membantah terkait wacana sepeda dikenakan pajak.
Diketahui, sepeda tidak dikenakan pajak, melainkan pihak Kemenhub akan fokus bahas keamanan bersepeda.
"Tidak benar Kemenhub sedang menyiapkan regulasi terkait pajak sepeda," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/6/2020)Â
Padahal sebagai seorang anggota DPR RI, seorang Fadli Zon tidak langsung memberikan komentar yang cenderung nyinyir asal bunyi seperti itu. Paling tidak dia melakukan cek dan ricek, meminta konfirmasi kepada kementerian yang terkait, yakni Kementerian Perhubungan.
Begitu juga kalau melihat latar belakang pendidikannya, Fadli Zon dikabarkan telah menyandang seabreg gelar  akademik,Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Namun alangkah kontradiktifnya dengan sikapnya yang seringkali dipamerkan di depan publik.
Aneh bin heran memang. Kenapa bisa seperti itu? Dan kenapa Prabowo Subianto begitu sayangnya terhadap sosok kontroversial yang satu ini.
Akan tetapi yang lebih mengherankannya lagi adalah para konstituen di daerah pemilihan Jawa barat 5 (lima), yang hanya mencakup Kabupaten Bogor itu, bisa-bisanya menjatuhkan pilihannya kepada sosok yang satu ini.
Sungguh. Bukannya lantaran penulis termasuk pendukung Presiden Jokowi, bukan. Melainkan selama ini tampaknya Fadli Zon bisanya hanya nyinyir saja.Â
Sama sekali belum pernah mendengar bukti nyata kinerjanya yang bisa memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia ini, terlebih lagi para konstituennya di Kabupaten Bogor sana.Â
Aneh memang. ***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H