Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP yang Berjaya, PDIP yang Terperdaya

24 Juni 2020   17:19 Diperbarui: 24 Juni 2020   21:08 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pancasila (Kompas.com/Toto Sihono)

Melalui Ketua DPP PDI-P, Ahmad Basarah, dikatakannya bahwa usulan Rancangan Undang Undang Haluan Ideologi Pancasila tersebut  merupakan usulan parlemen yang diterjemahkan dari pidato politik Ketua MPR, Bambang Soesatyo.

Saat itu, menurut Ahmad Basarah, pidato politik itu kemudian diterjemahkan oleh lembaga DPR yang kemudian masuk dalam program prioritas legislasi nasional 2020.

Menyikapi dalih yang dikemukakan politikus PDIP tadi, entah lantaran karena sudah terjepit, dan tak berdaya lagi, sehingga kemudian mencari kambing hitam, entah memang demikian adanya, bisa jadi sebagaimana yang di awal tadi disebutkan, bahwa kehebohan ini pun berangkat dari sikap jumawa juga.

Sebagai parpol yang sedang berjaya, dan kekuasaan ada dalam genggamannya, PDIP pun begitu terlena karenanya. 

Sehingga di saat muncul wacana Pancasila yang memang merupakan asas dan pedoman parpol pemenang pemilu 2019 itu, mereka pun langsung menyambutnya dengan sukacita. Sama sekali tidak waspada kalau wacana tersebut justru malah membuatnya harus menuai serangan yang sampai membuatnya tidak berdaya.

Ya, Bamsoet adalah politikus partai Golkar. Walaupun sekarang ini PDIP dan Golkar bergandengan tangan dalam satu koalisi, tokh dalam persaingan berebut simpati masih tetap berlaku praktik saling menjatuhkan satu sama lainnya. 

Bukankah di dalam politik juga masih tetap berlaku jargon: Tidak ada musuh dan teman yang abadi?

Itulah masalahnya. 

Suka maupun tidak suka, PDIP saat ini, lantaran terlalu asyik oleh sanjungan dari berbagai penjuru, ahirnya lupa, dan apalagi namanya kalau bukan terperdaya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun