Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Ukuran Mr "P" Jadi Faktor Penentu Keharmonisan Suami-Istri?

14 Juni 2020   21:02 Diperbarui: 14 Juni 2020   21:53 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com/Shutterstock)

Masih ingat dengan dukun urut Mak Erot? 

Ya, beberapa dekade lalu nama dukun urut tradisional spesialis kejantanan pria tersebut begitu fenomenal, lantaran dianggap dewa penolong bagi pria yang memiliki keluhan, dan mendambakan keharmonisan rumah tangganya.

Demikian juga sekarang ini masih ramai bermuculan iklan di media yang menawarkan berbagai ramuan obat yang menjanjikan mampu membantu pria agar bisa memberikan kepuasan  saat memberikan nafkah batin bagi istrinya.

Memang masalah ukuran Mr. "P", dan tahan lama bagi sebagian pria masih dianggap sebagai faktor penentu keharmonisan pasangan suami-istri di atas ranjang. 

Bahkan anggapan itu bagi sebagian pria, sampai-sampai sudah dianggap sebagai suatu mitos, bahwa ukuran kejantanan pria tersebut menjadi syarat mutlak bagi seorang pria demi memberikan kepuasan bagi pasangannya.

Sehingga bagi seorang pria yang merasa memiliki ukuran Mr "P", atau alat kelamin yang dianggapnya kurang panjang, dan berdiameter sebagaimana ukuran normal pria Indonesia, mereka berusaha untuk mencari berbagai cara supaya kejantanannya dapat ditingkatkan lagi ukurannya.

Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber dalam bidang kesehatan, di Indonesia, rata-rata pria memiliki panjang penis 11,68 cm. 

Begitu juga pada sebagian kaum wanita, seringkali terdengar selorohan tentang kejantanan pria yang berukuran jumbo merupakan lambang kepuasan bagi seorang wanita di atas ranjang.

Sebagaimana hasil suatu penelitian, seorang wanita mungkin mengklaim dirinya tertarik pada seorang pria karena kepribadian, wajah, dan uangnya. Tetapi, kebenaran yang ada justru mengatakan bahwa wanita pada abad ke-21 lebih memikirkan ukuran penis dari seorang pria yang hendak menjadi pendamping hidupnya.

Benarkah anggapan tersebut sebagai sesuatu hal yang sudah sahih, dan teruji kebenarannya?

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan hasil riset terbaru yang dikutip Daily Mail, istri yang memiliki suami dengan ukuran Mr P terbilang besar dinyatakan berpotensi mencari pria idaman lain (PIL).  Penelitian yang mempelajari hubungan suami istri dari 545 orang istri dari nelayan dan pelaut di Kenya ini, menemukan bahwa 34 responden telah berselingkuh. Padahal, pendapatan  Mr P para suami dari istri yang berselingkuh terbilang tinggi.

Lebih rinci, penelitian melaporkan bahwa ukuran Mr P nelayan yang berpendapatan tinggi saat ereksi adalah 15,2 sentimeter. Sedangkan, ukuran Mr P nelayan yang berpendapatan biasa-biasa saja saat ereksi adalah 12,7 sentimeter, namun mereka memiliki istri yang setia.

Dengan demikian maka anggapan bahwa ukuran besar dan kecil Mr "P" seorang pria bukanlah faktor yang menentukan puas dan tidak puas, juga harmonis dan tidak harmonisnya pasangan suami-istri di atas ranjang.

Berdasarkan pengalaman, maupun penjelasan beberapa pakar psikologi, faktor utama keharmonisan pasangan suami-istri di atas ranjang, adalah cinta dan kasih sayang.

Selain itu, perlu digarisbawahi, bahwa di sebagian masyarakat, terutama yang masih memegang budaya kolot, seorang pria merupakan pihak yang dominan di atas ranjang, dan tidak pernah memperhatikan apakah pasangannya mendapatkan kepuasan atau tidak. 

Begitu juga kaum wanitanya sendiri masih saja selalu bersikap pasif, bahkan masih memiliki anggapan kalau urusan di atas ranjang, hanyalah sebagai perwujudan suatu pengabdian seorang istri kepada suaminya.

Anggapan seperti itu sepertinya sudah harus segera dibuang dari alam pikiran, atau mindset pria dan wanita yang selama ini masih beranggapan kolot tersebut, dan dirubah total dengan pemikiran bahwa kepuasan di atas ranjang, haruslah bisa dinikmati oleh keduanya. Suami dan istri sama-sama terbang melayang menuju puncak kenikmatan.

Selain faktor cinta dan kasih sayang, keharmonisan di atas ranjang pun butuh syarat yang lain, seperti:

Komunikasi yang menggairahkan antara suami dengan istri sebelum melakukan hubungan intim, perlu kiranya dibangun bersama-sama. Komunikasi tidak terbatas apa yang Anda katakan saat berhubungan seks. Anda bisa saling mengobrol terkait perilaku seksual dan faktor apa saja yang memicu gairah seseorang amat perlu memenuhi kebutuhan seksualnya.

Selain itu, perlu juga diperhatikan, apakah libido, atau lebih tepatnya gairah seksual suami maupun istri sedang dalam keadaan yang sama. Sebab tak jarang, bila salah satunya sedang tidak memiliki mood, maka yang akan terjadi justru malah sebaliknya. Selain akan memadamkan libido yang sudah menyala, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan pertengkaran.

Begitu juga dengan pikiran akan sejauh mana penting dan tidaknya urusan di atas ranjang bagi pasangan suami-istri. 

Sebab bila kita mengatakan, seks itu penting, sedangkan pasangan kita tidak menganggap penting,  hubungan intim di atas ranjang pun akan menjadi masalah besar. Kemungkinan besar, hubungan Anda bersama pasangan akan menderita ketidakcocokan seksual.

Sehingga bagi pria yang memiliki ukuran Mr P yang biasa-biasa saja, jangan khawatir, 1,2 cm lebih besar atau lebih kecil dari patokan standar ukuran normal kejantanan pria Indonesia tersebut masih dapat dikategorikan normal.

Barangkali itulah yang dapat disampaikan. 

Apabila di antara pembaca mempunyai pendapat lain yang berkaitan dengan urusan keharmonisan di atas ranjang, silahkan disampaikan di dalam kolom komentar.  Bisa juga disampaikan melalui respon tanggapan dalam artikel yang ditulis oleh Anda di Kompasiana ini. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun