Demikianlah kalimat yang muncul dalam kepala saat membaca Topik Pilihan yang di-up date Kompasiana, Jumat (5/6/2020) kemarin yang mengangkat tema "Kembali Aktif dan Produktif".Â
Betapa tidak, karena tema tersebut sepertinya sudah kadaluarsa. Bahkan tampaknya Kompasiana sudah tak perlu untuk mengingatkannya lagi. Sehingga tak terbersit sedikit pun saya untuk ikut membahasnya.
Memangnya selama ini, selama lebih dari tiga bulan mengurung diri di rumah tidak pernah beraktivitas, 'gitu? Hei! Keliru kalau punya sangkaan seperti itu. Mereka yang masih berpikir sehat dan waras, sepertinya sangat paham dengan anjuran pemerintah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, diturutinya dengan sadar dan ikhlas. Bahkan sebagian besar di antaranya mengaku produktivitasnya ada peningkatan yang signifikan dari keadaan sebelumnya.
Seperti yang saya alami sendiri. Sebelum memasuki bulan Ramadhan kemarin, aktivitas dan produktivitas ambruk tak karuan. Rasa malas mendekap begitu sempurna, dan gairah lenyap entah ke mana. Kalaupun sekalinya beraktivitas, sepertinya selalu saja dibarengi dengan rasa terpaksa. Paling tidak jangan sampai dianggap sebagai pengangguran yang sama sekali tiada gunanya.
Sungguh. Hal itu benar-benar memalukan memang. Sebagai seorang yang sejak lama meproklamirkan diri sebagai seorang penulis, ternyata saya hanyalah seorang penulis yang hanya mengaku-aku saja. Sementara karya tulisnya masih nol besar ternyata.
Memalukan! Sungguh-sungguh memalukan.
Akan tetapi dengan tibanya bulan Ramadhan, tiba-tiba saja gairah dan semangat untuk menulis menyala kembali. Entah kenapa. Saban hari saya kembali menulis, meskipun saya sendiri mengakui kalau tulisan saya masih begitu-begitu saja. Belum juga ada peningkatannya.
Bisa jadi gairah dan semangat untuk menulis kembali menyala merupakan berkah bulan Ramadhan juga. Bukankah bulan suci bagi umat Islam itu penuh dengan keberkahan, dan Allah telah memberkati diri saya untuk konsisten dengan hobi, atawa apalah namanya yang memang selama ini saya tekuni.
Tapi selain karena mendapat keberkahan dari bulan Ramadhan, saya akan kasih tahu juga kepada kawan sesama Kompasianer, maupun pembaca pada umumnya, bahwa saya bisa kembali bergairah untuk menulis saban hari di Kompasiana, dan di media lainnya, tiada lain karena adanya motivasi dari pengelola, atawa admin Kompasina yang setiap bulan Ramdhan menyelenggarakan event khusus yang diiming-imingi hadiah lumayan besar. Iya event yang sebulan penuh itu. Salah satu di antaranya adalah Samber Kebaikan Lewat Tulisan, Raih Hadiah Jutaan Rupiah!
Terus terang. Saat memasuki bulan Ramadhan banyak kebutuhan yang menuntut harus dipenuhi. Paling tidak bagi orang tua seusia saya, bagi-bagi angpau buat anak-cucu sudah menjadi tradisi yang mau tidak mau kudu dipenuhi juga. Sementara itu kondisi keuangan dalam kantong sudah tidak lagi menjanjikan. Ambyar sudah saya menghadapi lebaran tahun ini.
Eh, karena ada ajakan untuk mengikuti event Ramadhan itu juga, saya berpikir siapa tahu dewi fortuna mau berpihak, dan menclok barang sejenak dalam kehidupan saya (Ngarep!). Setidaknya hadiah pertama dapat saya rebut, maka angpau buat anak-cucu pun bisa jadi bukan angan-angan lagi.
Dengan motivasi itu pula, saban hari saya menulis kembali. Dengan tema harian yang sudah ditentukan, memudahkan saya untuk mempersiapkan yang bakal saya tulis hari itu juga. Dan tanpa terasa, setelah dua minggu lewat dari bulan Ramadhan, bahkan pemenang event Samber THR pun belum diumumkan, saya ternyata merasakan suatu keajaiban.Â
Iya, kalau suatu hari belum menulis saya kok jadi merasa punya utang yang belum dibayar. Selalu saja ada yang mengingatkan dari dalam diri saya ini. "Segeralah menulis!" Begitu kira-kira.
Sehingga buat apa lagi membahas hal yang sudah out of date? mendingan menulis topik-topik yang paling tidak bikin pembacanya penasaran, atawa akan berteriak "Wow!" ketika baru melihat judulnya pun. Malahan syukur-syukur dapat memberikan motivasi agar lebih aktif dan produktif lagi daripada saat work from home kemarin.
Oalah... Ternyata maksud Kompasiana menyajikan topik tersebut bukan seperti yang saya maksud. Melainkan bagi mereka yang sebelumnya juga sudah biasa beraktivitas di luar sana. Bagi para pekerja kantoran, para pedagang, maupun profesi lain yang sama sekali tidak seperti saya ini yang justru merasa enjoy bekerja di rumah saja.
Tentunya Kompasiana pun ingin tahu bagaimana beraktivitas kembali dalam keadaan new normal sekarang ini, apakah akan meningkatkan produktivitas atawa malah justru sebaliknya. Setidaknya bagaimana rasanya beraktivitas dalam keadaan kenormalan baru ini.
Begitu kira-kira.
Lagipula bagi seorang penulis, sesungguhnyalah topik apapun harus bisa ditulisnya. Paling tidak dari sudut pandangnya sendiri. Bukankah seorang penulis seorang yang mahatahu? Iya, dengan selalu membaca alam dan segala hal yang tersurat, maupun yang tersirat, penulis akan bisa mengetahui hidup dan kehidupan ini. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H