Pena dan kertas sudah tak dibutuhkan lagi memang. Yang harus disediakan seorang penulis jaman now, kalau tidak laptop, gawai serupa tilpon pintar, merupakan alat yang wajib disediakan.
Belum lagi cukup tersedianya kuota pulsa internet yang tetap harus ada, dan semua itu menuntut tersedianya dana yang lumayan besar.
Selain itu, yang namanya benda produk manusia, usianya pun terbatas juga. Malahan biar masih belum lama digunakan, bisa saja suatu ketika akan mengalami kerusakan.
Sebagaimana laptop yang selama ini setia menemaniku, entah kenapa sering lemot, rewel, dan sampai akhirnya sama sekali sudah tidak bisa digunakan lagi. Dan terpaksa harus nebeng, pinjam laptop orang yang juga tak pernah berhenti digunakan.
Sehingga kalau ingin tetap eksis, dan terus menulis, kalau tidak diperbaiki, ya musti diganti dengan laptop yang baru. Dan untuk itu harus tersedia dana yang lumayan besar jumlahnya.
Apa boleh buat. Untuk memiliki uang yang nolnya saja hingga enam digit dan ankanya mulai lima sampai puluhan itu, bagiku yang cuma seorang tua pengangguran tidaklah semudah membalikan telapak tangan, dan sungguh memusingkan juga memang.
Lalu, harus bagaimana aku mendapatkannya?
Saat menjelang Ramadhan, lagi-lagi Kompasiana menghadirkan microsite THR (Tebar Hikmah Lebaran) dengan menyediakan hadiah yang menggiurkan. Seperti sala satunya adalah program Samber (Satu Ramadhan bercerita), yakni event menuli secara marathon saban hari selama Ramadhan.
Andaikan saja... Ya, andaikan saja aku mengikuti event tersebut, dan tampil sebagai pemenang, hadiahnya sudah pasti akan kubelikan laptop baru - sebagaimana yang selama ini diangankan.
Tapi bukankah selama ini pun dalam setiap event tak pernah terpilih sebagai pemenangnya, dan sudah tak akan lagi mengkutinya kalau cuma disuruh menelan kekecewaan belaka.
Tapi uang hadiah yang besar itu sungguh-sungguh aku butuhkan!