Tergelitik oleh pemberitaan media lokal, bahwa  sedikitnya 2000 orang warga asal Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, pulang kampung alias mudik dari wilayah zona merah COVID-19 di Jabodetabek, penulis yang memang bertempat tinggal di wilayah kecamatan tersebut, sehari kemudian langsung menemui Kepala Puskesmas Pagerageung untuk meminta klarifikasi.
Plt Kepala Puskesmas Pagerageung, Yoyo Suhartoyo, menjelaskan bahwa dari 2085 pemudik yang datang dari wilayah Jakarta, Bogor, Tanggerang, Depok, dan Bekasi hingga Selasa (14/4/202o) tercatat ada 52 orang dalam pemantauan (ODP).
Oleh karena itu pihaknya sebagai bagian dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kecamatan Pagerageung, langsung meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri dan dipantau secara intensif selama 14 hari.
Lebih lanjut Yoyo menjelaskan, sejak pemerintah membentuk Gugus tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada Jum'at (13/3/2020), kemudian disusul dengan terbitnya kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah saja, sebagaimana ditetapkan Presiden Jokowi pada Minggu (15/3/2020) yang bertujuan untuk mengatasi penyebaran virus corona, maka secara serentak di wilayah Kecamatan Pagerageung pun yang membawahi 10 Desa langsung membentuk satgas dan melaksanakan kebijakan Presiden tersebut.
Meskipun sampai saat ini keadaan wilayah Kecamatan Pagerageung masih termasuk zona hijau, akan tetapi kewaspadaan senantiasa tetap ditingkatkan. Paling tidak dengan harapan agar jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bersama jajaran Muspika Pagerageung, yakni Camat, Kapolsek, dan Danramil, pihaknya secara kontinyu melakukan sosialisasi agar seluruh warga mentaati himbauan pemerintah. Terutama dalam pelaksanaan social distancing dan physical distancing, serta disiplin dalam melaksanakan pola hidup sehat.
 Bahkan kegiatan majelis taklim, dan pengajian  yang bisa ditemui di seluruh wilayah Kecamatan Pagerageung pun untuk sementara agar tidak dilakukan demi mengantisipasi penyebaran virus coronaÂ
Sementara untuk menunjang ketersediaan alat pelindung diri (APD), dan disinfektan,mapun masker dan hand sanitizer yang merupakan kebutuhan dasar tenaga medis dalam melayani pemeriksaan ODP dan PDP, sebagaimana dijelaskan Yoyo, selain disuplai dari Kementerian dan Dinas Kesehatan, pihaknya pun banyak menerima sumbangan dari donatur.Â
Sebagaimana ketika tengah berbincang, salah seorang pegawai Puskesmas menghampiri kami, dan memberitahukan Yoyo bahwa ada yang akan memberikan sumbangan.Â
Yoyo pun mengajak penulis untuk menemui tamunya.
Tiga orang  berseragam kemeja putih dan celana hitam kami temui di ruang tamu. Mereka mengaku dari UPK DAPM Pagerageung. Menurut juru bicaranya,yang juga Ketua Unit Pelaksana Kegiatan  Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat,Kukuh Fachrur Rochman Ali, pihaknya sebagai bagian dari warga Kecamatan Pagerageung yang mendapat amanah mengelola dana peninggalan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, ikut terpanggil untuk membantu kebutuhan satgas dan warga dalam menangani penyebaran virus Corona.
Selain menyampaikan sumbangan ke Puskesmas, UPK DAPM Pagerageung pun akan menyalurkan bantuan serupa untuk sepuluh desa di wilayah Kecamatan Pagerageung. Oleh karena itu penulis diajak serta oleh ketua UPK untuk ikut menyaksikan kegiatan tersebut.
UPK DAPM Pagerageung yang Tiada Henti Berbagi
Penambahan aset yang cukup signifikan tersebut, diakui Kukuh, selain dikelola secara profesional, juga sikap jujur dan transparansi tetap dipegang teguh. Bahkan Kukuh pun menambahkan, karena tujuan awalnya juga adalah pemberdayaan masyarakat agar kehidupannya bisa sejahtera sebagaimana yang dicita-citakan, maka program bantuan sosial kepada warga yang membutuhkan selalu diprioritaskan.Â
Sebagaimana yang tadi dilakukan, Â bantuan untuk penanganan bencana, pembagian sembako untuk para lansia dan warga jompo, termasuk juga program rehabitasi rumah tidak layak huni, setiap tahun selalu dilaksanakan.Â
"Bisa jadi karena hal itu juga usaha kami mendapat berkah," kata Kukuh.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa program RTLH untuk warga yang masih huniannya dianggap tidak layak, tahun ini pihaknya telah membangun 18 unit rumah layak huni yang tersebar di 10 desa.Â
"Terlebih lagi di saat bencana nasional seperti sekarang ini,tentunya warga sangat membutuhkan uluran tangan agar sedikit bisa meringankankesulitan  beban hidupnya, " pungkas Kukuh. ***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H