Bagaimana pun dengan sikap disiplin, dan untuk sementara waktu berpuasa untuk tidak saling berdekatan satu sama lain dengan pasangan, boleh jadi kita akan terhindar dari virus penyakit yang serupa horor menakutkan itu.Â
Tokh bila semuanya sudah pulih kembali, Covid -19 sudah tak ada lagi, maka kemesraan dengan pasangan pun akan tersambung kembali.
Yupz, hitung-hitung latihan menjelang bulan suci Ramadhan saja (Bagi umat Islam, tentunya), tokh selama satu bulan penuh, dan di siang hari saat melaksanakan puasa, maka hubungan intim suami-isteri pun harus dijauhi. Â
Bisa juga khusus bagi para suami yang memiliki libido tinggi, di saat sekarang ini, anggap saja kalau istri kita sedang kedatangan tamu bulanan, atawa sebutan lain dari menstruasi. Bukankah menurut medis pun tidak diperbolehkan untuk mendekatinya. Bisa bahaya.
Benar. Kalau dipikir-pikir besar juga memang resikonya kalau kita membantah atas himbauan untuk melakukan physical distancing itu. Misalnya saja salah satu di antara suami dan isteri ada yang terjangkit virus yang berasal dari kota Wuhan RRT itu, atawa anggota keluarga lainnya, tidak menutup kemungkinan seluruh keluarga ikut positif terjangkit juga.Â
Sehingga meskipun pahit rasanya, apa boleh buat, demi mencegah kehadiran virus corona tersebut, Â pilihan terbaik adalah menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain, termasuk keluarga di rumah masing-masing.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H