Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Semua Bermula dari "Dosa" Nenek Tercinta

22 Maret 2020   09:12 Diperbarui: 22 Maret 2020   09:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa jadi karena dongeng yang selalu diceritakan ulang oleh nenek, ditambah dengan buku-buku komik pewayangan milik paman itu juga yang membuat saya tergila-gila dengan membaca. Buktinya setelah saya bersekolah, saya semakin suka saja membaca. Sehingga ayah pun setiap ke kota selalu saja pulangnya membawakan buku-buku cerita, atawa majalah anak-anak yang dibelinya untuk saya.

Hanya saja kalau diingat-ingat, nenek saya dari ibu, baik menurut pengakuannya sendiri semasa masih hidup, dan kesaksian kerabat keluarga besar kami, katanya tak pernah mengecap bangku sekolah formal sama sekali. 

Terbukti saat hendak berangkat ke Tanah Suci, untuk menunaikan ibadah haji, di paspornya beliau hanya membubuhkan cap jempol saja. Sebagai tanda tangannya. Bukan ditulis sebagaimana biasanya. Tapi dalam bertutur kata saat mendongeng, atawa memberi nasihat kepada kami, anak dan cucunya, tutur katanya begitu baik dan mudah difahami. 

Sehingga hampir semua anak dan cucunya sukses dalam kehidupannya. Kecuali saya sendiri barangkali yang sampai sekarang masih terus berkutat untuk memanjat pohon yang selama ini terasa licin dan begitu sulit dipanjatnya. Sungguh, alangkah sulitnya menjadi seorang penulis yang konsisten dan memiliki rasa percaya diri itu. Betapa karena "dosa" mendiang  nenekda tercinta saya harus menempuh duri dan jurang manakala menggeluti dunia kepenulisan ini.

Eh, bukan, bukannya saya menyalahkan beliau yang telah berada di alam kubur, bukan. Justru karena dongeng-dongeng yang selalu diseritakan ulang semasa saya balita, saya semakin bersemangat saja mengeja alifbata. Cuma mungkin karena begitu terasa untuk mencapai tujuan sebagai orang yang benar-benar seperti pemeran utama yang ada dalam dongengnya begitu banyak duri penghalangnya, saya pun terkadang berkeluh-kesah juga. 

Sungguh sulit memang menjadi orang yang baik itu.

Al Fatihah.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun