Bekas Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Gatot Nurmantyo, melalui akun Instagram  nurmantyo_gatot, menyikapi  soal pandemi virus corona, atawa Covid-19 terkesan  mengkritisi terhadap kebijakan yang  disampaikan Presiden Jokowi sebelumnya, yakni untuk menekan penyebaran virus corona, atawa penyakit Covid-19, maka harus terus digencarkan kegiatan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Sementara eks Panglima TNI, Gatot Nurmantyo justru seperti merasa heran dengan kebijakan Presiden tersebut. Gatot menulis, bahwa sepertinya ada yang keliru.Â
Di negara asal Covid-19, yakni Cina, yang penganut paham komunis, dan mayoritas tidak beragama beramai-ramai mendatangi masjid, dan belajar berwudhu, hingga mengikuti shalat berjamaah.Â
Sedangkan di negara mayoritas muslim justru sebaliknya. Mereka beramai-ramai menggaungkan phobia dengan masjid. Seakan-akan masjid sebagai sumber penularan Covid-19.
Sehingga dengan demikian dapat diterjemahkan, bahwa seruan Nabi SAW adalah untuk menjaga seluruh umat terhindar dari penyakit menular, dan bukan sebaliknya menjauhjan diri dari Allah yang mahakuasa.Â
Bukankah untuk menghadap kepada Allah tidak mesti di masjid saja. di mana pun asalkan tempatnya terbebas dari najis, tokh bisa saja dilakukan. Apalagi dewasa ini di dalam situasi dan kondisi yang penuh dengan kedaruratan akibat pandemi virus corona yang dianggap mematikan.Â
Hanya saja barangkali Gatot memiliki argumen lain terkait hal itu. Tapi di sisi lain, pernyataannya mengenai berbondong-bondongnya warga Cina yang mendatangi masjid, belajar wudhu, hingga mengikuti shalat berjamaah, tampaknya sangat jelas sekali kalau bekas panglima TNI yang satu ini sudah termakan kabar bohong, atawa hoax yang sudah tersebar di media sosial belum lama ini.Â
Konon apa yang diutarakan Gatot tersebut mirip dengan sebuah video yang diklaim sebagai video warga Cina yang berlomba-lomba ikut shalat berjamaah di masjid, karena takut dengan virus corona Wuhan, atawa 2019-nCoV yang viral di media sosial Facebook.Â
Sebagaimana dikutip dari Tempo.co dan Liputan6.com, bahwa video tersebut adalah hoax, alias kabar bohong belaka. Sebab berdasarkan pemeriksaan fakta, video tersebut bukanlah video warga cina yang berlomba-lomba ikut shalat berjamaah, karena taku dengan virus  corona, melainkan video warga cina yang sedang menunaikan shalat Iedul Fitri di masjid Yiwu, Cina pada Juni 2019.
Oleh karena itu apa yang diungkapkan Gatot pun 11-12 dengan video yang pernah viral di media sosial. Namun motivasi dari Gatot mengungkapkan kabar tanpa fakta yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu ada dua kemungkinan.Â
Pertama Gatot sudah termakan oleh  hoax, karena kurang piknik, eh kurang banyak membaca. Sementara kemungkinan kedua, karena memang yang bersangkutan sudah terdorong oleh ambisinya sendiri untuk mendapatkan panggung dalam kancah politik di megeri ini, meskipun kabar itu sudah diketahuinya memang sebagai kabar dusta belaka, namukarna dalam politik selalu menghalalkan berbagai cara, maka Gatot pun demikian juga. Bisa jadi prinsipnya biar hoax yang penting bisa populer.
Tidak menutup kemungkinan juga dengan kebijakan yang telah disampaikan Presiden Jokowi sebelumnya, Gatot beranggapan bakal mendapat simpati dari umat Islam di Indonesia, dengan pernyataannya itu.Â
Sementara itu Fiqh tentang hukum shalat di tengah terjadinya wabah penyakit menular pun sudah dijelaskan oleh sabda Nabi SAW - sebagaimana tercantum di atas.Â
Sehingga dengan demikian, rasanya selain suatu sikap kontroversi, pernyataan bekas panglima TNI itu pun justru malah bak menampar wajah sendiri. Bahkan alih-alih mendapat simpati, justru  tidak menutup kemungkinan panggung yang dijadikan berpijaknya untuk mendapatkan popularitas, malah akan ambruk lebih dini. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H