Hanya saja barangkali yang akan menjadi ganjalan bagi Anies saat akan maju pada 2024 nanti, adalah suara para seniman dan budayawan yang tak pernah berhenti berteriak menolak revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Para pegiat seni dan budaya itu sepertinya akan terus menyuarakan penolakan selama Anies tak merubah pikirannya. Tapi apakah hal itu akan mengurangi elektabilitasnya?
Sepertinya Anies sendiri tidak ambil pusing dengan masalah itu. Golongan seniman dan budayawan dianggapnya hanyalah sekelompok warga yang sama sekali tiada memiliki pengaruh yang bakal menggoyahkan elektabilitasnya. Beda dengan para ustaz dan kelompok PA 212. Bukankah saat Pilkada 2017 lalu pun berkat dukungan ustaz dan PA 212 Anies bisa menduduki posisi orang nomor satu di DKI Jakarta?
Memang benar. Anies cenderung memberi perhatian lebih kepada warga. Terlebih lagi di saat banjir melanda. Anak-anak saja, katanya, menyambutnya dengan senang. Karena ada kolam renang dadakan, dan orang tuanya pun akan bebas dari rutinitas. Sementara soal banjir, pada waktunya nanti akan surut juga dengan sendirinya.
Wow, cemerlang juga perhitungan Gubernur yang satu ini memang. Pantas saja hasil survey pun menabalkannya sebagai kandidat yang memiliki elektabilitas yang tinggi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H