Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Dalang Teror Novel Baswedan?

12 April 2017   23:36 Diperbarui: 12 April 2017   23:43 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Baswedan Sumber: Kompas.com

Publik dikejutkan dengan teror yang menimpa penyidik utama KPK, Novel Baswedan,  ketika usai menunaikan shalat Subuh, Selasa (11/4/2017) pagi, di masjid dekat kediamannya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, disiram cairan yang diduga air keras oleh dua orang tak dikenal sehingga melukai wajah dan matanya.

Tak ayal lagi, publik kemudian banyak yang menuding aktor dibalik teror itu adalah mereka yang sedang bermasalah dengan kasus yang ditangani Novel Baswedan.

Begitu juga Wakil Presiden, Jusuf Kalla, pun menyatakan bahwa Novel saat ini tengah menyidik kasus mega korupsi KTP elektronik yang merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun.

Sementara dalam kasus tersebut terungkap, sederet nama besar pejabat negara, termasuk di dalamnya mantan pejabat negara, serta para politisi dari beberapa parpol, diduga ikut terlibat.

Malahan beberapa waktu lalu, dalam persidangan dengan terdakwa Sugiharto dan Irman, salah seorang saksi, Miryam S. Haryani, mencabut BAP-nya, dan menuding Novel Baswedan telah melakukan tekanan, dan ancaman saat menyidik politikus Partai Hanura tersebut.   

Selain Miryam S. Haryani, hampir semua nama yang tercantum dalam dakwaan, seperti misalnya Setya Novanto, anas Urbaningrum, Ganjar Pranowo, Yasona Laoly, menampik tuduhan, dan mengaku tidak menerima jatah sepeser pun. Bahkan mantan ketua DPR, Marzuki Ali, sampai balik melaporkan terdakwa karena merasa telah dicemarkan nama baiknya.

Lalu siapa sebenarnya aktor di balik teror yang menimpa mantan Kasatreskrim Polres Bengkulu itu?

Memang bagi seorang penyidik sekaliber Novel Baswedan, bisa jadi teror yang sekarang menimpanya, dianggap sebagai yang suatu resiko yang bakal dialaminya kapan pun juga.

Bagaimana pun pekerjaan yang digelutinya saban hari, yaitu berhadapan dengan orang-orang yang diduga telah melakukan kejahatan luar biasa, akan menimbulkan dendam kesumat pada diri yang bersangkutan.

Betapa tidak. Tak ada seorang pun pelaku kejahatan yang berharap kejahatannya terbongkar. Kecuali bagi seorang penjahat yang benar-benar sudah nekad, tidak memperdulikan lagi nasibnya mau terus hidup, atawa akan berahir hanya sampai hari ini.

Hanya saja penjahat semacam itu tokh jarang sekali ditemui. Terlebih lagi penjahat yang dihadapi Novel Baswedan, adalah penjahat yang biasa disebut sebagai penjahat terhormat, karena selain memiliki kedudukan, juga bisa jadi masih merasa memiliki harga diri. Terlepas dari harga diri yang dimilikinya itu sesungguhnya berada pada ranah abu-abu.

Maka manakala kejahatannya suatu ketika diendus aparat, dengan segala upaya dia pun berusaha menutupinya.

Apa boleh buat, karena hukum alam dalam kehidupan ini masih tetap berlaku hingga sekarang ini, sebagaimana pepatah “Serapat-rapatnya menyembunyikan bangkai, ahirnya bakal tercium juga”, atawa “Sepandai-pandai tupai melompat, suatu saat akan terjatuh pula”, maka demikianlah halnya pada setiap pelaku kejahatan pun, terlebih lagi kejahatan yang merugikan bangsa dan negara, suatu ketika, cepat maupun lambat, akan terbongkar juga.

Bisa jadi dugaan Jusuf Kalla ada benarnya juga. Karena berkaca dari pengalaman sebelumnya, saat menangani kasus simulator SIM yang menjebloskan Irjen joko Susilo, Novel Baswedan mengalami teror berkepanjangan, antara lain dalam bentuk kriminalisasi dari pihak Polri.

Saat itu kasus penganiayaan terhadap pencuri sarang burung walet yang dilakukan anak buahnya saat Novel menjadi kasatreskrim Polres Bengkulu, diangkat kembali ke permukaan, dan membuat Novel bolak-balik ke pengadilan, meskipun ahirnya ia pun divonis bebas.

Sehingga tidak menutup kemungkinan aktor di balik peristiwa itu adalah mereka yang sedang, atawa pernah ‘bermasalah’ dengan sepupu mantan Mendikbud, Anies Baswedan tersebut.

Akan tetapi terlepas dari siapa pelaku, dan siapa aktor di belakang layar teror itu, kita berkesimpulan, bahwa hingga sekarang ini ternyata masih banyak pihak yang tetap berharap lembaga KPK segera lenyap. Bahkan sepertinya semakin gencar KPK melakukan tindakannya, maka para pelaku tindak pidana korupsi pun tampaknya semakin masif saja.

sehingga peristiwa ini bisa jadi merupakan tantangan, dan pertaruhan bagi pemerintahan jokowi-JK dalam menegakaan supremasi hukum seperti janji kampanye dalam Pilpres 2014 lalu.

Oleh karena itu teror yang saat ini menimpa Novel Baswedan, diharapkan akan semakin membuka mata Presiden jokowi, dan semoga menjadi momen agar lebih tegas lagi, tanpa tebang pilih,  dan tanpa kompromi lagi dalam membasmi tindak pidana korupsi di Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun