Maka manakala kejahatannya suatu ketika diendus aparat, dengan segala upaya dia pun berusaha menutupinya.
Apa boleh buat, karena hukum alam dalam kehidupan ini masih tetap berlaku hingga sekarang ini, sebagaimana pepatah “Serapat-rapatnya menyembunyikan bangkai, ahirnya bakal tercium juga”, atawa “Sepandai-pandai tupai melompat, suatu saat akan terjatuh pula”, maka demikianlah halnya pada setiap pelaku kejahatan pun, terlebih lagi kejahatan yang merugikan bangsa dan negara, suatu ketika, cepat maupun lambat, akan terbongkar juga.
Bisa jadi dugaan Jusuf Kalla ada benarnya juga. Karena berkaca dari pengalaman sebelumnya, saat menangani kasus simulator SIM yang menjebloskan Irjen joko Susilo, Novel Baswedan mengalami teror berkepanjangan, antara lain dalam bentuk kriminalisasi dari pihak Polri.
Saat itu kasus penganiayaan terhadap pencuri sarang burung walet yang dilakukan anak buahnya saat Novel menjadi kasatreskrim Polres Bengkulu, diangkat kembali ke permukaan, dan membuat Novel bolak-balik ke pengadilan, meskipun ahirnya ia pun divonis bebas.
Sehingga tidak menutup kemungkinan aktor di balik peristiwa itu adalah mereka yang sedang, atawa pernah ‘bermasalah’ dengan sepupu mantan Mendikbud, Anies Baswedan tersebut.
Akan tetapi terlepas dari siapa pelaku, dan siapa aktor di belakang layar teror itu, kita berkesimpulan, bahwa hingga sekarang ini ternyata masih banyak pihak yang tetap berharap lembaga KPK segera lenyap. Bahkan sepertinya semakin gencar KPK melakukan tindakannya, maka para pelaku tindak pidana korupsi pun tampaknya semakin masif saja.
sehingga peristiwa ini bisa jadi merupakan tantangan, dan pertaruhan bagi pemerintahan jokowi-JK dalam menegakaan supremasi hukum seperti janji kampanye dalam Pilpres 2014 lalu.
Oleh karena itu teror yang saat ini menimpa Novel Baswedan, diharapkan akan semakin membuka mata Presiden jokowi, dan semoga menjadi momen agar lebih tegas lagi, tanpa tebang pilih, dan tanpa kompromi lagi dalam membasmi tindak pidana korupsi di Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H