Betapa tidak. Meskipun seorang wanita karier, istri saya tetap saja merupakan ibu rumah tangga yang bisa memanjakan suaminya dengan masakan yang dibuatnya. Dan dia tahu rasa yang mengena di lidah saya. Selain rasa asin, dan sedikit pedas, tidak pernah lupa rasa gurih pun arus tetap menyertainya.
Sungguh. Bisa jadi sejak diperkenalkan ibu saya, saat saya masih anak-anak, sekian puluh tahun lalu, rasa MSG (Monosodium Glutamat), atau di kampung saya lebih akrab disebut mecin, atawa vetsin, itu yang membuat masakan terasa lebih gurih dari sebelumnya, sudah mampu membuat saya tak pernah absen menggunakannya hingga sekarang.
Mungkin juga saat kami masih berpacaran, dan saat itu istri saya pernah mencuri dengar kalau saya menyukai rasa gurih dari mecin bagi masakan yang saya makan, atau bisa jadi juga dia sendiri sudah biasa di dalam keluarganya menggunakannya sejak lama, karena begitu pertama kali saya makan bersama hasil memasaknya, saya sudah merasakan rasa gurih itu memang.
Memang sepertinya Ajinomoto Si Mangkok Merah, itu tak akan pernah hilang dalam kehidupan kami. Apa pun yang terjadi. Seperti beberapa waktu lalu. Meskipun pernah beredar isu negatif sekalipun, seperti fatwa MUI yang mengatakan  Ajinomoto mengandung lemak babi, tokh pada akhirnya diklarifikasi sendiri oleh Majelis Ulama Indonesia itu.  Dan fatwa itu tidak benar, hanyalah sebuah kesalahpahaman saja.
Ya, walau muncul fatwa MUI – sebelum diklarifikasi sekalipun, juga adanya isu yang mengganggu kesehatan bagi pengguna MSG, itu tak membuat kami bergeming. Mungkin karena sudah kadung menyukainya, atau juga karena memiliki keyakinan,  bahwa suatu hal yang mustahil kalau pihak produsen Ajinomoto sudah bertindak gegabah. Bagaimanapun mereka akan berpikir dua kali jika hendak memasarkan produknya di negara yang penduduknya mayoritas berama Islam, faktor halal dan haram sudah pasti akan menjadi bahan pertimbangan.Â
Begitu juga dengan isu yang menyesatkan itu, bisa jadi juga merupakan suatu strategi pihak pesaing usaha yang takut perusahaannya gulung tikar, maka isu negatif dan menyesatkan pun dilemparkan ke tengah masyarakat.
Kalau sudah suka, apa boleh buat, lidah harus tetap merasakannya. Ditambah lagi dengan keyakinan kuat, pada ahirnya tokh terbukti ajinomoto halal untuk dikonsumsi, dan aman untuk digunakan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H