Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

I Miss You but I Hate You

14 Februari 2016   23:56 Diperbarui: 15 Februari 2016   00:24 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“O, jadi namanya Tatik ya ?!” kata Malik ketika Tatik kembali dengan nampan berisi segelas kopi. Entah kenapa, tiba-tiba muncul keberanian untuk menggodanya. Tatik tidak menyahut, hanya tersenyum malu-malu. “Nama yang cantik... Secantik orangnya!”

“Ah, Bapak. Biasa saja, saya hanya tukang jualan gorengan...”

“Sungguh. Saya tidak mengada-ada. Itu benar-benar nyata.” Tatik tersenyum sambil menundukkan kepala.

“Permisi, Pak. Banyak pembeli menunggu...” kata Tatik tanpa menunggu jawaban lagi.

Malik tersenyum sendiri. Meskipun sesaat dia merasa bangga sudah bisa bertegur-sapa. Dan sudah tahu nama perempuan muda penjual gorengan yang cantik itu. bisa jadi teman-temannya belum ada yang mengetahuinya. Karena Tatik tak pernah berlama-lama. Setelah mengantarkan pesanan, dia selalu buru-buru pergi lagi.

Tampaknya laris juga jualannya. Bukan hanya orang-orang di sekitar saja yang jadi langganannya, sepertinya pengendara sepeda motor dan mobil pun banyak yang sengaja mampir untuk membeli gorengan yang dijualnya.

“Apa iya mereka pura-pura hanya membeli makanan, padahal sesungguhnya ingin menikmati kecantikan penjualnya?” Malik membatin. Diam-diam aliran darah dalam tubuhnya ditumbuhi kecemburuan.

Sebagai wartawan muda, dan juga masih lajang, Malik senantiasa terpesona setiap kali melihat wajah cantik perempuan. Itu suatu hal yang wajar memang. Apalagi dalam kesehariannya dia mendapat tugas di bagian hiburan. Sehingga seringkali berhubungan dengan para selebritas. Dari model, bintang iklan, artis film, sampai public figure lainnya. Akan tetapi belum pernah sekalipun merasakan perasaan sebagaimana yang dialaminya saat ini. Saat bertemu dengan Tatik si penjual gorengan itu.

Kecantikan Tatik, dan penampilannya yang sederhana, membuat dada Malik bergejolak tanpa jelas bagaimana asal mulanya. Tidak seperti ketika bertemu dengan bintang-bintang sinetron  misalnya. Meskipun wajahnya cantik, ditambah dengan gaya menggoda, tapi Malik merasa biasa-biasa saja. Hanya sebatas terpesona saja. Lain tidak.

Tidak seperti saat menatap Tatik memang. Tatik ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi Malik. Tatik yang cantik, sederhana, dan lugu itu telah mampu mengoyahkan perasaannya yang paling dalam.

Malik telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun