Dan yang membuat saya merasa  takjub, bebatuan itu di antaranya terlihat seperti batu yang telah ditatah oleh tangan ahli saja layaknya.  Tipi-tipis dan berbentuk persegi.
Menurut Endang Adnan, kawasan ini sebenarnya sering juga dikunjungi. Tapi sampai sekarang pengunjung itu terbatas pada para mahasiswa yang akan melakukan latihan dasar pecinta alam saja. Sementara wisatawan umum sepertinya belum mengenalnya sama sekali.
Oleh karena itu, alangkah bagusnya jika pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Budaya melirik ke arah Kampung Bunar ini, dan suatu ketika menjadikannya sebagai destinasi wanawisata unggulan yang bisa jadi mendatangkan pendapatan kas daerah.
Semoga. ***