[caption caption="Foto: Kompas,com"][/caption]Bila seseorang suatu saat tampil di depan khalayak dengan sikap dan watak yang berbeda dari biasanya, atawa sebelumnya, bisa jadi khalayak yang melihat perubahan itu pun akan berpendapat dengan isi kepalanya masing-masing – tergantung ada di ‘posisi’ mana khalayak itu berada.
Sebagaimana halnya dengan sikap seorang Fadli Zon ketika tampil dalam acara Mata Nazwa tadi malam (06/1/2016) di Metro TV, membuat banyak orang di warung kopi langganan kami terheran-heran. Dan pada ahirnya menjadi perdebatan.
“Tumben seorang Fadli Zon tampil lain dari biasanya. Raut mukanya tampak teduh, bicaranya sedikit tenang. Padahal biasanya kita lihat orang ini selalu tampak dengan wajah kurang bersahabat, dan selalu sinis kalau ditanya sesuatu yang menyangkut pemerintahan Jokowi-JK oleh wartawan,” kata Kang Ohim dengan tatapannya yang tetap tertuju ke layar kaca.
“Mungkin karena kedudukannya juga yang sekarang ini didaulat sebagai pelaksana tugas ketua dewan. Paling tidak dia harus jaim ‘gitu,” sahut Jang Mansur.
“Jangan-jangan malah sedang cari perhatian, dan berharap dapat simpati rakyat. Siapa tahu pada waktunya terpilih jadi ketua DPR beneran, “ celetuk Mang Acim sambil tetawa ngakak, memperlihatkan deretan giginya yang kecoklatan karena nikotin.
“Hush, jangan su’udzon (buruk sangka)begitu ah. Tuh kata orang di sebelahnya juga, Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, Fadli Zon belakangan ini memang tidak galak lagi. Politikus Gerindra dan PDIP itu sudah intens berkomunikasi, “ Pak Guru Dayat angkat bicara.
“Tapi siapa orangnya mau percaya pada omongan politikus, bila sekarang bicara begini, besoknya malah lain lagi. Siapa tahu sikap Fadli Zon dan kata Hasto pun sekedar pemanis bibir politisi pada umumnya belaka, dan kenyataannya tetap saja seperti kucing dan anjing. Berebut tulang... Eh, kekuasaan demi memenuhi syahwat masing-masing,” ungkapan skeptis keluar dari mulut Mang Parman.
“Atawa jangan-jangan memang benar Fadli Zon ini sudah sadar, bertobat seperti Jonru yang sebelumnya tak henti-henti mengkritik, mengecam, mencela, bahkan menghina Presiden Jokowi. Tapi di awal tahun ini saat mengkritisi foto Presiden yang mengenakan sarung di Raja ampat, Papua, sepertinya si jonru itu kena batunya. Fotografer istana akan menuntut dia di muka hukum. Dan sepertinya simpatisan fanatik Capres yang kalah itupun ngeper juga. Karena ahirnya si Jonru ini menyatakan bertobat, tidak akan lagi-lagi bersikap negatif pada Jokowi, “ kata Jang Mansur yang memang tak pernah lepas bermain gadget itu.
Mendengar percakapan di antara mereka, saya tepekur. Bagaimanapun menyaksikan tingkah-laku para elit selama ini yang tiada hentinya membuat kegaduhan di negeri ini, telah membuat rakyat merasa semakin jauh dari mereka (para elit). Paling tidak rakyat hanya mampu menduga-duga, yang terkadang ikut-ikutan berburuk sangka. Tiada lain. Karena kehidupan sehari-hari bukannya semakin membaik, yang terjadi malah dirasakan rakyat kian menghimpit.
Oleh karena itu, semoga saja sikap yang diperlihatkan Fadli Zon tadi malam benar adanya, sebagaimana yang dikatakan Jang Mansur tadi. Di tahun 2016 ini, semoga tidak hanya Fadli zon saja yang sadar, dan sungguh-sungguh ingin berbuat baik untuk rakyat yang diwakilinya, tapi semua elit yang kerap membuat gaduh, dan bisanya hanya mengeluarkan statemen menyesatkan pada sadar juga.
Ingatlah selalu, hidup kita diburu waktu. Dan sebelum terlambat, berbuatlah yang bermanfaat untuk rakyat banyak. ***