Sepertinya tidak ada sama sekali. Yang terlihat malah justru sebaliknya. Warga semakin konsumtif saja tampaknya. Aksesori yang berhubungan dengan sinetron merupakan salah satu buktinya. Dan itu harus dibeli untuk memilikinya. Masih mending jika keluarga itu memiliki penghasilan lebih. Sedangkan kebanyakan warga di kampung kami kehidupannya rata-rata hanyalah buruh tani. Sementara anak-anak cenderung menjadi malas untuk belajar ngaji, karena waktu ngaji bertabrakan dengan jam tayang sinetron itu.
Ah, tapi sudahlah. Saya tak berhak men-justice-nya. Masalah yang ada kaitan dengan televisi ‘kan sudah ada KPI... ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H