Menurut laporan anak-anak didiknya kemudian, sewaktu mengintip gerombolan anak-anak dari SD tetangga itu, ternyata ada yang sedang menghirup lem aibon, sebagian lagi mencampur obat batuk ke dalam minuman bersoda, dan meminumnya.
Kejadian itupun dibicarakan dengan sesama guru dan kepala sekolah, untuk kemudian kepala sekolah mendatangi SD tetangga untuk menindaklanjuti insiden tersebut.
Adapun kasus lain yang tak kalah memprihatinkannya, terjadi ketika seorang siswa kelas enam di sekolahnya yang selama ini dikenal paling nakal, dan kebetulan anak seorang kaya di kampungnya, memukuli anak perempuan tanpa sebab yang jelas. Anak perempuan yang jadi korban pemukulan itu kepalanya pecah dan mulutnya sobek berdarah.
Karena semua guru merasa sudah kewalahan dengan kenakalan anak itu, dan yang jadi korbannya menderita lumayan parah, kepala sekolah langsung memanggil orangtua pelaku untuk membicarakan kasus itu.
Tapi apa yang terjadi, di luar dugaan orang tua anak yang nakal itu malah membela anaknya sebagai anak yang baik, dan tidak pernah berbuat nakal. Padahal anaknya sendiri sudah mengaku dengan gamblang, dan keadaan korbannya sudah dilihat dengan matanya sendiri. Kemudian orangtua itupun menyebutkan kalau insiden itupun di luar tanggung jawabnya. Bagaimanapun terjadi saat jam pelajaran sekolah. Hal itupun jelas diakui guru dan kepala sekolah, bahwa insiden itu merupakan tanggung jawabnya. Hanya pihaknya meminta orang tua tersebut untuk bersama-sama mengawasi dan mendidik anaknya.
“Di dalam sekolah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak sekolah, dan di luar jam sekolah menjadi tanggung jawab orang tua sendiri tentu saja,” kata guru teman saya itu. “Siapa orangnya yang ingin anak-cucunya berkelakuan jahat, dan merugikan banyak orang, sepertinya seorang penjahat sekalipun tak menginginkan anaknya mengikuti jejaknya. Semua orang ingin anak-anaknya menjadi orang yang baik.”
Memang benar yang dikatakan guru itu. Tapi bagaimana caranya agar anak-anak kita menjadi baik seperti yang diharapkan ? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H