Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pak SBY yang Asyik Bermain Layang-layang di Saat Angin Bertiup Kencang

4 April 2012   11:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13335496171773852150

[caption id="attachment_180088" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

BERMAIN layang-layang  adalah sesuatu hal yang mengasyikan. Bagi mereka yang menyukai permainan itu, tentu saja. Tak perduli anak-anak, remaja, maupun para orang tua. Manakala musim kemarau tiba, dan angin berhembus kencang, mau di tanah lapang, atau di tepi jalan, layang-layang yang berwarna-warni pun diterbangkan sampai membumbung tinggi. Kemudian, yang paling mengasyikkan, adalah di saat menarik dan mengulur benang pengikat layang-layang,  mengikuti atau melawan arah angin yang berhembus kencang. Bagaikan pilot yang sedang bermanuver dengan pesawat terbangnya, memang.

Lain halnya dengan sikap SBY, meskipun saat ini beliau terkesan sedang bermain layang-layang, terkait ‘kenakalan’ teman sepermainannya di arena perpolitikan, yaitu PKS, tampaknya SBY tidak dalam keadaan senang -- sebagaimana bermain layang-layang yang sesungguhnya. Sebaliknya SBY sedang dilanda kebingungan yang sedemikian bingungnya.

Betapa tidak, PKS cukup berperan besar dalam dua periode kepemimpinan SBY sebagai Presiden di negeri ini – disamping Partai Demokrat , tentunya. Bahkan sejak pencalonan,  PKS dan Demokrat  telah bergandengan tangan. Sehingga bisa jadi di mata SBY,  PKS berbeda dengan anggota koalisi yang lain. Sekalipun Partai Demokrat dan partai lain yang tergabung dalam setgab koalisi menyerukan agar PKS segera didepak karena dianggap mencederai kesepahaman  ‘perkongsian’, tampaknya SBY – sebagaimana biasanya menghadapi permasalahan, tak juga mengeluarkan pernyataan yang jelas dan tegas. Dan hanya berupa sinyal-sinyal yang sulit diterjemahkan.

Maka karena demikian, dugaan-dugaan pun bermunculan. Dan sebagaimana biasanya, dan saking banyaknya orang-orang pinter di negara ini, dugaan itupun bermacam-macam. Yang jelas dapat dipisahkan antara yang pro dan kontra PKS di-PHK-kan, atau yang terakhir ini, justru malah mentertawakan.

Terus terang, masalah pro dan kontra adalah suatu hal yang wajar. Sudah biasa terjadi di dalam kemajemukan. Tapi sikap yang terakhir tadi – yang mentertawakan – tampaknya menarik sekali untuk diperhatikan. Sebab, bisa saja sikap mentertawakannya itu karena memandang permasalahan elit-elit politik itu tak ubahnya bocah-bocah kelaparan yang sedang berebut sepotong kue (kekuasaan). Sehingga di mata kita, sikap ‘kekanak-kanakan’ mereka pun akan mengundang komentar: Pantesan Negara ini tidak ada kemajuan, karena yang mengurusnya pun malah sibuk berebut kekuasan. Sementara sikap mentertawakan yang lain, bisa juga disebabkan karena masalah elit politik yang terjadi sekarang ini, sedang mencoba berperan sebagai badut-badut politik yang tidak lucu untuk sekedar mengalihkan perhatian dari permasalahan yang sesungguhnya, misalnya masalah kegagalan pemberantasan korupsi yang disorot rakyat tiada henti. Atau tidak menutup kemungkinan, sikap mentertawakan itu disebabkan para elit politik itu sedang berusaha untuk berebut citra menjelang hajatan di 2014 mendatang. Hahaha...

Entahlah.

Yang jelas, rakyat tak butuh semua – gaya lebay dagelan di panggung politik -- itu. Yang rakyat butuhkan adalah kedamaian dan kesejahteraan. Lain tidak.

Cigupit, 2012/04/04

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun