Tak kusangka kalau postinganku yang mengupas kritikan ketua DPR RI, Marzuki Alie terhadap Gubernur DKI, Joko Widodo, atau Jokowi,  akan mengundang ‘perang’ komentar antara yang pro (pendukung ?) dengan yang kontra (anti-) mantan Walikota Solo itu.
Malahan salah seorang yang kemungkinan besar sebagai anti-jokowi, memberi istilah keren bagi dua kubu yang berseberangan itu. Yang pro disebutnya sebagai jokowilover's, sedangkan yang kontra tentu saja dinamakannys jokowihater's.
Sungguh. Terus terang saja, aku begitu terpesona menyimak komentar mereka di lapakku.  Paling tidak polemik seputar seorang berpenampilan lugu, dan kata seorang jokowihater's (Wuihh, aku jadi ikut-ikutan pula rupanya), sebagai mantan pengusaha UKM (Usaha Kecil dan Menengah), begitu besar pesonanya meski postinganku itu tidak masuk HL, atau Trending Articles sekalipun. Tercatat ada 481 pembaca  sampai aku posting artikel ini.
Begitu serunya antara dua kubu berbalas komentar, sampai membuatku membayangkan yang bukan-bukan. Seandainya perdebatan itu terjadi di sebuah ruangan (Bukan ruang maya, atau dalam bentuk tulisan tentu saja), tidak menutup kemungkinan akan terjadi adu-jotos saking panasnya dalam mempertahankan argumentasi masing-masing.
Ah, tapi dari sudut lain di hatiku mengatakan lain. Perdebatan antara jokowilovers dengan jokowihaters tidak sejauh yang kubayangkan. Mereka masing-masing sudah dewasa, lagipula dibekali oleh pendidikan yang lumayan. Tidak mungkin mereka bertindak anarkis. Wajar saja kalau hanya sebatas ungkapan kata-kata yang sedikit kasar, dan agak menyinggung perasaan. Anggap saja sebagai pembelajaran.
Terlepas dari hal itu, sambutan pembaca sebanyak itu, bagi seorang penulis pemula seperti aku ini, sudah tentu merupakan ‘berkah’ juga. Karena terus terang saja, bagi seorang yang masih sedang belajar menulis, merupakan suatu kebahagiaan tersendiri dengan banyaknya pembaca tulisannya itu.
Hanya saja aku pun sadar. Ternyata hanya sebatas topik Jokowi saja, artikelku banyak mengundang komentar dan pembaca. Berarti Jokowi belaka yang menjadi magnetnya. Bukan karena penulisnya, atau juga tulisannya yang bagus. Tapi semata-mata temanya belaka.
Ya, terlepas dari bagus tidaknya artikel itu (gaya, tata bahasa, maupun syarat lainnya), atau juga sosok senior maupun kelas teri sekalipun seperti aku ini, dengan memilih tema yang sedang aktual, bisa jadi akan mengundang banyak pembaca untuk meliriknya.
Bahkan dengan banyaknya komentar di postinganku, terutama di postingan tentang Jokowi itu, yang satu sama lain begitu kontroversial, bagiku sungguh teramat besar hikmahnya. Adu argumen di dalam komentar membuat wawasan bertambah, sekaligus menumbuhkan inspirasi untuk lebih banyak lagi menulis, yang memang merupakan hobiku sejak lama.
Hatur nuhun, terima kasih, dan thanks you buat semuanya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H