Sore itu, sekitar setahun yang lalu, cucu saya yang pertama, Liam (3 tahun) dibawa Mbah dan Eyang Putrinya, besan saya, untuk jalan-jalan ke daerah Depok, sekalian mengantar anak bungsunya yang kuliah di UI.
Saat berada di kawasan kampus, azan maghrib pun berkumandang. Maka mereka bertiga, suami-istri besan saya, dan anak bungsunya bergegas memenuhi panggilan shalat. Sementara Liam, cucu kami, disuruh menungguinya di dekat mereka. Dalam masjid di kampus tersebut, tentu saja.
Entah karena jenuh menunggui orang yang sedang shalat, entah karena apa, cucu kami itu diam-diam ngeloyor, keluar dari ruangan masjid. Sementara mereka bertiga mengetahui lenyapnya Si Liam, manakala usai mengucap salam akhir.
Sudah barang tentu mereka pun terkejut dibuatnya. Dan kekhawatiran langsung menyergap Mbah, Eyang Putri, dan Omnya Si Liam. Ketiganya pun bergegas mencarinya ke setiap sudut masjid. Akan tetapi Si Liam tidak ditemukan sama sekali. Setiap orang yang ditanyai, hanya menggelengkan kepala, atau menjawab: “Nggak tahu.”
Dalam hati Eyang Putrinya muncul perasaan tidak enak. Jangan-jangan cucu kesayangan kami itu ada yang menculik. Apalagi ketika itu sedang ramai-ramainya berita tentang hal tersebut.
Dengan perasaan tidak karuan, mereka bertiga terus mencari Si Liam. Tidak hanya di kawasan masjid, area parkir pun mereka “obrak-abrik”. Hanya saja untuk member itahu kedua orang tuanya, anak perempuan saya, dan suaminya, anak menantu saya, mereka masih berusaha untuk menahannya. Apalagi memberi tahu saya, selain jauh, mungkin saja mereka pun takut saya ikut-ikutan khawatir juga barangkali.
Setelah sekian lama, hampir dua jam kira-kira,mereka bertiga mencari-cari, besan saya yang perempuan mungkin lelah juga dibuatnya. Maka untuk sedikit melepas lelah, sekaligus menenangkan pikirannya, diapun menuju mobilnya yang diparkir.
Dan di dekat mobilnya itu dia melihat Si Liam sedang dipeluk oleh seorang tua. Dengan bergegas besan saya menghampiri cucu kesayangan kami itu. Sambil menyebut namanya, diapun merebutnya dari pelukan orang tua yang tampaknya seperti pengemis.
Tanpa ditanya, orang tua itu menjelaskan, bahwa dirinya melihat seorang anak kecil seperti sedang kebingungan di dekat mobil tersebut. Ketika ditanya, Si Liam malah menjawab bahwa mobil itu milik Mbahnya yang sedang shalat. Maka orang tua itu berinisiatif untuk menjaga Si Liam agar tidak pergi jauh-jauh.
Ahirnya mereka pun lega dibuatnya.
Adapun kisah itu saya dengar dari orang tua Si Liam sendiri, saat mereka berkunjung ke kampung kami. Dan usai mendengar ceritanya, saya hanya berkomentar, “Makanya kalau sedang bepergian sama anak kecil, meskipun sempit waktunya untuk menunaikan shalat, akan lebih bagus untuk bergantian saja shalatnya. Coba kalau hilang beneran... ” ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H