Di tahun 2025, dunia terus bergerak menuju digitalisasi. Segala sesuatu kini dapat diakses dalam genggaman, termasuk buku. Dengan keberadaan e-book, audiobook, dan aplikasi perpustakaan digital, sebagian orang mulai mempertanyakan, apakah buku fisik masih relevan? Atau sudah waktunya kita meninggalkannya sepenuhnya?
Literasi Digital Mengubah Kebiasaan Membaca
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar pada kebiasaan membaca. Membaca melalui gawai terasa lebih praktis. Kita dapat mengunduh ribuan buku dalam satu perangkat, membaca kapan saja, dan bahkan menyesuaikan ukuran huruf sesuai kenyamanan.
Selain itu, literasi digital memudahkan akses ke informasi global. Dalam hitungan detik, pembaca dapat menemukan jurnal ilmiah, novel, atau bahkan panduan singkat tentang topik tertentu tanpa perlu pergi ke toko buku atau perpustakaan.Namun, perubahan ini juga membawa pertanyaan besar: apakah semua orang siap untuk sepenuhnya meninggalkan buku fisik?
Mengapa Buku Fisik Tetap Penting
Meski teknologi menawarkan berbagai kemudahan, buku fisik masih memiliki kelebihan yang sulit digantikan:
1. Koneksi Emosional:
Banyak orang merasa lebih terhubung dengan cerita ketika membaca dari halaman kertas. Aroma buku baru, sensasi membalik halaman, dan estetika buku fisik memberikan pengalaman yang berbeda.
2. Ketahanan Akses:
Buku fisik tidak membutuhkan listrik, baterai, atau perangkat elektronik. Di daerah dengan akses internet yang terbatas, buku fisik masih menjadi sumber utama literasi.
3. Nilai Historis dan Estetis:
Buku fisik sering menjadi benda koleksi yang memiliki nilai seni dan budaya. Banyak perpustakaan dan rumah tetap menyimpan buku sebagai bagian dari warisan keluarga.
4. Fokus Membaca:
Membaca buku fisik mengurangi gangguan dari notifikasi atau layar yang berpotensi mengalihkan perhatian.