Ancaman bom yang sempat membuat panik pns di kantor Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan,  Selasa (4/10/) pagi, ternyata tidak  terjadi.  Pasca kepanikan ratusan Pns  serta warga sekitar kantor Bupati Kepulauan Selayar,  hingga  siang ini,  sama sekali  tidak ada benda atau sesuatu yang mencurigakan, sehingga bisa dipastikan  issu yang membuat panik  tersebut tidak benar.
Sejumlah informasi mengenai adanya issu ancaman bom tersebut menjadi topik hangat  sejumlah perbincangan dimana sejumlah warga terpantau berkumpul.  Aparat Kepolisian Kepulauan Selayar hingga siang hari ini terpantau masih terus berjaga jaga termasuk sejumlah personil  yang menyusuri  sejumlah ruangan dikantor Bupati  yang ditinggakan pegawai yang menmpatinya sejak  pukul 08.20 Wita. namun hingga siangnya Polisi tidak menemukan barang yang mencurigakan.
Kapolres Kepulauan Selayar Akbp. Setiadi menjelaskan bahwa  pihaknya  menerima laporan ancaman bom dari ajudan  Sekda Selayar  08.45. "Ajudan ditelepon seseorang yang mengaku telah meletakkan sesuatu di kantor pemkab tadi malam," ungkapnya.
Sang penelepon bahkan meminta ajudan agar segera meninggalkan kantor pemkab untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami telah meminta bantuan Telkom untuk menyelidiki identitas penelpon," ujar Setiadi.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan pengamanan di kantor pemkab untuk memantau situasi hingga sore nanti. "Meskipun ancamannya tidak terbukti, kami tak boleh lengah agar kejadian di Solo tidak terulang kembali," kata Setiadi.
Sementara itu beredar juga informasi lainnya bahwa Ajudan Sekda yang menerima telepon tersebut salah mendengar dan yang menelpon adalah keluarga sang ajudan yang sehari sebelumnya sempat bersitegang diruangan tersebut, dan maksud keluarga yang menelpon adalah menyampaikan bahwa  penelpon yang merupakan keluarganya itu akan berusaha menemui pak Sekda pagi itu dalam sebuah urusan pribadi, dan untuk menghindari perpecahan antara keluarga maka sebelum ketegangan terjadi  agar dirinya (sang ajudan red)  meninggalkan tempat atau menghindar sebelum terjadi dalam bahasa selayar a"lappo " atau dalam bahasa indonesia meledak"   atau tegang dengan beliau, inilah yang kemudian terdengar oleh sejumlah pns ditempat tersebut yang kemudian menyebar ke pns lainnya hingga kepanikan terjadi karena informasi berantai lmeledak dikaitkan dengan bom yang marak selama ini di tanah air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H